BAB 5. Bertanggung Jawab

1026 Kata
        Kemarin dia tidak sengaja bertemu Meghan dan berbasa-basi dengan menanyakan keadaan teman Meghan yang waktu itu dia tolong, dan dari situlah dia tahu jika selama ini Aira dirawat Meghan di unit Apartemen milik gadis itu. Bel pun sudah dia pencet dan dia tinggal menunggu Aira membukakan pintu. Setelah itu tak menunggu waktu lama, pintu di depannya terbuka pelan dan dua orang berbeda jenis kelamin itu saling terdiam dengan tatapan saling terhubung.  Aira yang sudah tersadar dengan cepat ingin menutup pintu, namun Arga sudah terlebih dahulu menahan pintu itu. “Pergi “ ucap Aira dengan suara yang sedikit bergetar, sumpah dia belum siap jika harus kembali bertemu dengan lelaki itu “Tolong ijin kan aku masuk, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan” ucap Arga dengan bersungguh-sungguh, dia sudah mati-matian membangun rasa percaya dirinya demi menemui Aira dan dia pun tak ingin gagal. Bagaimana pun caranya mereka berdua harus berbicara. “Enggak, gak ada yang perlu dibicarakan lagi” dan saat melihat Arga yang mulai lengah, Aira pun kembali menutup pintunya Namun tak lama setelah pintu tertutup, dari arah luar terdengar jeritan kesakitan yang berasal dari Arga. Lelaki itu mengibas-ibaskan jarinya yang tadi sempat terjepit pintu. Untung saja tadi dia dengan cepat menarik tanganya, kalau tadi telat sedikit mungkin jarinya akan patah. Pintu pun kembali terbuka dan menampilkan wajah Aira yang terlihat khawatir, dia merasa sangat bersalah saat tadi mendengar jeritan dari Arga. Tanpa sadar dia pun mengambil jari tangan Arga yang tadi terjepit pintu, di tiupnya jari yang tengah memerah itu dengan pelan. Aira berulang kali melakukanya hingga dia tidak sadar jika si pemilik jari sedang memperhatikannya dengan tatapan kagum. Mungkin sebelumnya mereka berdua sudah pernah bersentuhan lebih dari ini, namun harus Arga akui jika sentuhan Aira dijarinya mampu membuatnya seakan tersengat listrik. Ada getaran yang tiba-tiba muncul di jantungnya. “Maaf, aku gak sengaja. Ini pasti sakit banget” ucapnya penuh sesal, Aira seakan melupakan jika lelaki di depanya ini yang harusnya dia hindari “Aku akan memaafkanmu jika kamu mau mengobatinya” tegas Arga Tanpa berpikir panjang Aira pun mengajak Arga untuk masuk ke dalam Apartemen Meghan dan menyuruh lelaki itu untuk duduk di ruang tamu, sedangkan dia sendiri sedang mencari kotak P3K yang nantinya akan dia gunakan untuk mengobati Arga. Sejak tadi Arga tak berhenti menatap wajah cantik Aira yang sedang fokus mengobati jari tanganya, hingga tanpa sadar tanganya yang lain menyelipkan rambut Aira yang menjuntai menutupi pipi mulusnya ke belakang telinga. Tentu saja perbuatan Arga membuat Aira refleks menatap si pelaku yang tak lain adalah Arga, keduanya saling menatap dalam diam hingga Aira yang tersadar segera bergeser menjauhi Arga. “Sudah selesai” ucap Aira yang terlihat jelas sedang mencoba menutupi kegugupannya Arga sengaja berdehem untuk mencoba menghilangkan suasana canggung yang saat ini menyelimuti keduanya, dia kembali meyakinkan dirinya sendiri untuk membicarakan niat baiknya pada Aira. “Bagaimana keadaan kamu dan dia?” tanya Arga yang perlahan memulai obrolan, namun ucapan Arga yang terkesan ambigu malah membuat Aira bingung. Lelaki di sampingnya ini bertanya tentang keadaannya juga keadaan dia, dan Aira tidak tahu dengan Dia siapakah yang dimaksudkan oleh Arga. Tetapi rasa bingungnya telah terjawab saat dia mengikuti arah tatapan Arga pada perutnya, sontak dengan refleks Aira memeluk perutnya sendiri. Arga yang melihat kegugupan juga ketakutan dari Aira segera menjelaskan semuanya, pasti perempuan di sampingnya ini bingung kenapa dia tahu soal kehamilannya. Mungkin saja Meghan belum memberitahu Aira tentang seseorang yang menolongnya untuk dibawa ke rumah sakit waktu itu, pikir Arga. “Aku sudah tahu tentang kehamilanmu, waktu itu aku lah yang membawamu ke rumah sakit bersama Meghan”  “Sampai kapan pun aku tidak akan menggugurkan kandunganku” ujar Aira dengan tegas, dia berpikir tentang Arga yang mungkin saja datang menemuinya karna ingin menyuruhnya untuk membunuh calon bayinya. Demi Allah dia tidak akan melakukan hal kejam itu pada anaknya, meski anaknya hadir dari sebuah kesalahan namun anaknya pantas mendapatkan kesempatan untuk tetap hidup. “Dan aku sangat bersyukur karna kamu tetap ingin mempertahankannya. Jadi Aira, ijin kan aku untuk menjaga kalian berdua mulai sekarang” pinta Arga dengan tulus Aira yang tadinya berpikir negatif tentang Arga kini kembali di buat terkejut oleh ucapan lelaki di sampingnya ini “Ayo kita menikah, kita besarkan anak kita bersama-sama” Pinta Arga dengan yakin "Menikah? Tapi kita tidak saling mencintai. Lagi pula, kita juga tidak saling mengenal satu sama lain"  Bagi Aira, pernikahan adalah hal yang suci. Dia tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan. "Kita memang bukan dua orang yang saling mengenal atau bahkan dekat. Tapi dengan adanya dia, aku yakin jika pernikahan ini akan berjalan lancar" ujarnya sembari melirik ke arah perut rata Aira, dimana calon anaknya sedang tumbuh berkembang "Dan mungkin, seiring berjalannya waktu. Cinta akan hadir dengan sendirinya" lanjut Arga  Aira sendiri masih bertahan dengan sikap diamnya. Saat ini dia benar-benar bingung, entah mengapa ada perasaan takut karna dia tak mengenal Arga maupun keluarga lelaki itu. "Setidaknya, pikirkanlah bayi yang ada didalam kandunganmu Aira. Dia membutuhkan keluarga yang lengkap, dia harus tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tuanya" ujar Arga kembali, sepertinya Arga akan terus membujuk Aira untuk mau menikah dengannya. "Baiklah, aku mau menikah denganmu"  Arga merasa lega, karna akhirnya Aira mau menikah dengannya.  "Terima kasih Aira. Aku janji, aku pasti akan menjaga kalian berdua" ucap Arga sembari menggenggam tangan Aira, dia merasa sangat bahagia. "Setelah ini, kita bertemu orang tuaku ya. Kita meminta ijin pada mereka, baru setelah itu kita bertemu keluargamu"  "Bagaimana jika keluargamu tak merestui? Mereka mungkin akan membenciku"  Hamil di luar nikah. Keluarga Arga pasti akan berpikir jika dia bukanlah perempuan baik-baik.  "Kamu tenang saja, keluargaku bukanlah orang yang seperti itu. Aku yakin, mereka pasti mau menerima kamu dengan tulus. Lagi pula ada aku, jadi kamu gak perlu merasa takut" Aira pun mengangguk pasrah "Ya sudah, kalau begitu aku pamit dulu. Nanti aku kabari lagi soal bertemu keluargaku" Pamit Arga Namun sebelum benar-benar pergi dari Apartemen Meghan, Arga terlebih dahulu meminta nomor ponsel Aira. Akhirnya mereka berdua saling bertukar nomor ponsel. "Ingat! Jika ada apa-apa, kamu bisa langsung menghubungiku" ucap Arga yang kini sudah keluar dari Apartemen Meghan "Iya" balas Aira kemudian Setelah itu, Aira menutup pintu Apartemen Meghan. Sedangkan Arga, nampak berjalan menuju unit Apartemennya sendiri.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN