Bab 24. Salah Bicara Lagi, Tertolak Mentah-mentah

1871 Kata

Betapa hatinya berbunga ketika Khalid mengatakan kalau kolak pisangnya enak sampai Khalid mengira kalau kolak pisangnya buatan sang Umi. Dia tidak besar kepala karena dipuji oleh Khalid, tetapi setidaknya buah tangannya diterima oleh pria itu sekaligus sebagai bentuk permintaan maaf dan terima kasih untuk bantuannya waktu lalu. “Ini tanggal berapa ya?” Ayesha mengecek kalender yang terpampang pada dinding toko. “Katanya acara diundur tiga minggu. Harusnya bisa menambah waktu latihan anak-anak. Mereka sudah latihan belum ya?” Meski bukan tanggung jawabnya lagi, tetapi informasi yang disampaikan oleh Novi melalui pesan media sosial tidak luput dari pikirannya. Hatinya tidak tenang dan ingin sekali mengajari mereka, akan tetapi dia sudah menolak berulang kali permintaan Khalid. Tidak mungk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN