Khalid sudah menduga hal yang tidak-tidak sampai degup jantungnya semakin berdetak cepat ketika mereka tidak berjarak. “Plastik ini harus ditutup begini, Ustadz. Biar gak terkena air hujan langsung,” ucapnya sambil menarik plastik bagian luar yang memang dirangkai demikian. Jarak di antara mereka lumayan dekat. Ia tidak menghirup aroma parfum dari pakaian Ayesha, selain aroma minyak bayi yang biasa dipakai oleh Aisyah, keponakannya. Debaran jantungnya tidak terkontrol. “Nanti kalau udah sampai di mobil, langsung dibuka plastik ini ya, Ustadz. Biar bunganya tidak terungkap lama. Dilepas aja gak apa-apa. Karena lemnya juga pasti udah gak bakal lengket lagi.” Ia masih sibuk membenarkan penutup bunga tanpa sadar kalau Khalid memperhatikan dirinya. Hujan yang begitu deras tidak menyadarkan