Bab 28. Memperhatikan Sisi Terbaik Seorang Khalid

1688 Kata

Khalid memang sudah menghubungi Qais supaya tidak kembali ke rumah sebelum Ayesha pulang. Hanya ada dia, Umi, Ukhti, serta keponakannya saja di rumah ini. “Kamu sudah makan, Nak?” Asiyah menyodorkan sepiring kue ke arah Ayesha. “Alhamdulillah, sudah, Mi. Tadi siang.” “Lah, itu namanya makan siang, Halaty.” Ayesha senyam-senyum. “Sama aja, Ukh. Yang penting udah makan.” Aisyah berlari karena dikejar oleh Khalid. “Uma!” jeritnya sambil berlari ke arah Ayesha. “Manggil Uma tapi larinya ke Halaty. Sebenarnya mau minta perlindungan sama siapa sih?” Khalid berhenti berlari saat Aisyah mendekati Ayesha dan menyusup dibalik hijab hitam syar’i. “Uma, Halli nakal! Dia mau rebut boneka beruang Aisyah!” Ia mengadu sambil melayangkan mata sinis ke arah sang Paman seraya mengejek. “Kamu bersemb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN