Derit ban berbunyi, menandakan mereka sudah sampai pada tempat tujuannya, menyadarkan Rindu dalam lamunannya. "Ayok...!" Tanpa Rindu sadar, Jian sudah berada disampingnya membuka pintunya dan memberikan tangannya untuk Rindu pegang. "Ikut aku jika kamu tak ingin tersesat". Ucapnya ditengah sinar mentari, ia yang bertelanjang d**a, jauh terlihat lebih seksi di mata Rindu. "Ini dimana?!" Bingung Rindu, kakinya sudah menapaki pasir putih dan sepanjang mata memandang ia hanya menemukan lautan yang begitu luas. "Disini biasanya tempatku mencari ketenangan, aku sangat suka pantai. Kau tahu kenapa? karena aku punya kenangan indah disini" Sahut Jian ceria. Rindu hanya memegangi perutnya, ia berharap suatu hari nanti anak yang dikandungnya sempat melihat senyum diwajah ayahnya. "Aku juga dulu