#13

1188 Kata

Setitik air mata dan senyum Rindu sudah cukup menjadi jawaban atas semuanya, Jian segera menghapus lembut airmata gadis itu dengan ibu jarinya dan mencium pucuk kepala Rindu sayang. --- Jian sudah menyiapkan semuanya dengan sedetail mungkin, ia bahkan juga mencarikan wali untuk Rindu. “Tuan.. tapi saya masih punya Amaq dan Inaq didesa, apa tak sebaiknya mereka diundang saja?”. Besar harapan Rindu agar Jian mau mengabulkan permintaanya. “Tidak..!!! saya tak ingin pernikahan ini diketahui banyak orang, cukup orang-orang suruhan saya yang bertindak!" Jawab Jian angkuh. Rindu hanya mengigit bibir bawahnya, air matanya jatuh begitu saja diwajah cantiknya, ia bahkan tak lagi memperdulikan lagi riasannya. “Maaf Rindu, aku takut saat kau pergi, kamu justru tak ingin lagi kembali kepadaku”. G

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN