Ingatan pahit masa lalu

1282 Kata
Mahesa mengacak rambutnya frustasi. Tadi, ia membuat isterinya Safira menangis. Terus saat ini, di saat datang ke kantor setelah pengusiran isterinya tadi, ia malah membuat mamanya sedih, dan hampir menangis saat ini. Terlihat dari kedua matanya yang memerah, dan berkaca-kaca. Dengan sampah kertas yang di sobek kecil ada di atas paha mamanya. Kertas yang mamanya sobek dengan raut wajah sedih dan kecewa 3 menit yang lalu. Kertas yang berisi kontrak atau perjanjian antara mereka dengan Isabel. Tapi, karena perjanjian sudah di batalkan, di batalkan oleh Mehesa, maka dari itu, kertas itu harus segera di lenyapkan. Ya, Mamanya sedih, dan kecewa karena usaha untuk memiliki anak dengan Isabel yang sudah pernah mengandung, batal. Melihat kemarahan, dan kesedihan isterinya tadi, membuat Mahesa mengurungkan niatnya, dan Mahesa tidak sanggup melihat isterinya hancur, dan sedih. Walau ia harus menahan air liurnya yang ingin menetes karena membayangkan akan ada bocah yang akan berkeliaran di rumahnya nanti, tapi semua khayalan itu pupus di saat dengan tiba-tiba isterinya datang ke rumah sakit, dan menampar sangat kuat pipinya tepat di depan Om Arya. "Nggak usah merasa bersalah. "Ucap suara itu sendu. Membuat Mahesa yang sedikit melamun, menatap kearah Mamanya yang menyeka air mata yang akhirnya lolos membasahi sudut matanya. Membuat hati Mahesa nyeri di dalam sana. Andai mama tahu, Mahesa melebihi mama, sangat menantikan kehadiran anak dalam hidup Mahesa, Ma. Ucapan itu hanya di ucap dalam hati oleh Mahesa. "Ma..."Panggil Mahesa pelan. "Sudah mama bilang, jangan merasa bersalah..."seru Widya dengan nada yang sangat tegas, dan naik satu oktaf kali ini. "Barusan mama merenung, andai mama di posisi Safira. Pasti Mama juga tidak akan setuju, dan merasa sakit...." "Mama akan mengalah, dan kasih kalian kesempatan untuk lebih berusaha keras lagi." "Dan entah kapan, di saat mama sudah benar-benar lelah menunggu anak dari kamu, terlebih Safira.... Mama pada saat itu, akan egois Mahesa..." "Mama akan egois. Memaksa kamu agar berusaha dengan wanita lain.... pilihan kamu ataupun pilihan, Mama..." "Dan tolong, kamu membuat mama hampir mati pagi tadi. Mama rasanya mau mati mendengar kabar dari supir kamu. Kalau kamu menyetir sendiri...." "Tolong, jangan menyetir lagi, Nak. Mama masih trauma. Mama nggak mau kamu kenapa-napa lagi. Mama nggak akan sanggup hidup tanpa kamu. Mama nggak akan sanggup kalau kamu seperti dulu lagi, terbaring berulan-bulan di rumah sakit karena kecelakaan yang kamu alami. Tolong, jangan pernah menyetir sendiri lagi... "Ucap Widya dengan nada yang campur aduk, ada nada tegas, tapi lebih di d******i dengan nada memelas dan memohon agar anaknya tidak melakukan apa yang ia larang lagi. Ia masih trauma dengan apa yang menimpa anaknya di masa lalu.... bahkan membuat anaknya harus menginap berbulan-bulan di rumah sakit... **** Ayu melangkah mengendap-endap ke dalam rumah. Ayu ingin memberi kejutan pada suaminya. Di tangan kanannya, Ayu menggengam selembar kertas yang berisi kontrak kerja selama 2 tahun. Kerja menjadi office girl yang hanya akan melayani kebutuhan bos besar pemilik perusahaan. Itu tak terlalu penting, dan bukan kejutan untuk suaminya. Tapi, nominal gaji yang tertera dalam kontrak , itu yang ingin Ayu perlihatkan pada suaminya, nominal gaji yang sangat besar menurut Ayu. Gaji yang akan ia terima selama 2 tahun berjumlah 5 juta setiap bulannya. Sebelumnya hanya 1.7 juta gaji yang ia dapatkan, dan kata Adrian, bos sering membeli makanan di luar, dan kembalian uang sisa beli makanan akan di berikan pada Ayu. Intinya bos nya yang baru sangat royal, itu yang dapat Ayu tangkap dari penjelasan panjang lebar yang Adrian bagi padanya. Asal ia bekerja dengan baik. Dan Ayu tersenyum lebar, melihat suaminya yang duduk di pinggiran ranjang dalam kamar mereka. Dan Ayu dengan langkah tak sabar, mendekap suaminya erat dari belakang membuat tubuh suaminya menegang kaku, pasti karena kaget. "Ayu?"Ucap suaminya serak, suaminya sakit? Kenapa suara suaminya serak? Dan Ayu tersentak kaget, di saat suaminya dengan cepat, dan mudah sudah menghadapnya, dan memeluk dirinya dengan sangat erat saat ini. Bahkan suaminya, mengecup-ngecup keningnya dengan kecupan yang membuat Ayu meleleh dan jatuh cinta setengah mati pada suaminya selama ini. "Masss.... " "Aku nggak bisa nafas, bisa longgarin lag----," "Kenapa ponselmu nggak aktif?"Dana memotong ucapan Ayu. Ayu tersentak. Astaga pasti suaminya cemas. Ponselnya mati, dan belum ia nyalakan. "Kemasukan air, Mas. Ponselku rusak. Maaf, ya. Kamu pasti cemas banget..."Dusta Ayu. "Yakin? benar? Kamu nggak bohong. Nggak terjadi apa-apa kan sama ka-----," "Nggak , Mas. Aku baik-baik aja. Insya Allah. Kalau aku keluar udah baca doa, pamit sama mas, cium punggung tangan, Mas. Suamiku. Aku akan selamat sampai tujuan, dan pulang jug----," "Terimah kasih, karena kamu baik-baik saja. Perasaan Mas nggak enak soalnya tadi..."Ucap Dana dengan nada gemetarnya. Hampir menangis. Ya Tuhan... isterinya barusan bohong. Takut membuat diriku khawatir. Padahal ia terluka dan mengalami kecelakan karena rencana liciknya. Beginilah Ayu. Membuat Dana cinta mati pada Ayu. Ayu isteri yang baik, penurut, nggak ada celah untuk Dana mencari letak kesalahan Ayu. Kecuali satu, isterinya mengkhianatinya dengan hamil bersama laki-lakk lain, membuat Dana hancur, dan Dana tanpa Ayu sadari melirik sinis kearah 3 amplop di bawah bantal dari 3 rumah sakit berbeda ternama yang ada 3 kota ini. Amplop yang berisi surat tentang dirinya yang mandul. Mandul permanen tidak akan bisa memiliki anak sampai kapanpun. Mengingat hal itu, membuat hati Dana sakit. Dan Dana akan sebisa mungkin menahan rasa sakit hatinya. Karena ia tidak sanggup lagi melukai Ayu yang sangat di cintainya. Ia melukai anak haram Ayu entah dengan laki-laki mana. Maka fisik Ayu yang di cintainya akan terluka. Dana.. nggak sanggup melihat Ayu yang terluka lagi. Biarlah anak haram isterinya itu lahir di dunia ini. Kehadirannya sedikit menguntungkan dirinya. Tidak akan ada yang curiga kalau ia mandul, ibunya tidak akan merengek minta cucu lagi pada dirinya. Dan Dana dengan hati yang besar, dan sudah berpikir matang dari tadi, akan berusaha memaafkan pengkhianatan Ayu. Tapi, untuk mengakui anak haram itu sebagai anaknya. Itu tidak akan pernah terjadi dalam hidupnya. "Masss..."Panggil Ayu lembut. Membuat Dana tersentak dari lamunannya. Dana menatap Ayu dengan tatapan sendunya. Ayu mengelus lembut rahang bersih suaminya. "Apa, Sayang?" Mendengar kata sayang dari suaminya untuk dirinya, membuat ayu tersenyum lebar. "Aku ada kejutan untuk, Mas...."Ucap Ayu dengan wajah cerianya... "Kejutan ap-----," "Nanti aku kasih tahu. Tapi, kayaknya aku tiba-tiba ngidam, Mas. Mau minum jus apel buatan kamu. Kamu buat dulu jus apel aku, Mas. Bol-----," Bruk Ucapan Ayu terhenti di saat Dana bangkit dari dudukannya dengan kasar, dan membanting tubuh Ayu kuat. Untungnya Dana membanting tubuh ayu di atas ranjang. Ayu yang terlihat sangat kaget, dan shock saat ini dengan perutnya yang terasa sedikit kram saat ini. Dan Ayu dengan tatapan bertanya, menatap kearah wajah merah padam suaminya Dana. Suaminya Dana yang marah, dan merasa sakit di saat Ayu mengatakan kalau janin itu anaknya, padahal itu bukan anak Dana... "Kenapa Mas kasar, dan kejam padaku akhir-akhir ini. Tapi, karena aku tidak ingin kita berantem, dan aku cinta kamu. Aku pura-pura menutup mata, dan menekan hatiku yang sakit karena perlakuan kasar , dan kejammu Mas yang tak beralasa akhir-akh-----," "Lebih kasar, dan kejam mana dengan laki-laki b******k yang sudah menggagahi kamu, memperkosa kamu bahkan di saat kamu masih berumur belasan tahun, bertahun-tahu yang lalu, Ayu? Katakan lebih kasar, dan kejam yang mana? Aku? Aku laki-laki yang dengan baik hati mau menerima kamu apa adanya. Laki-laku yang mau menerima wanita bekas dari laki-laki lain. Laki-laki yang dengan kuat menutup wajah, dan telinga karena gunjingan orang karena aku mau menikah denganmu yang sudah kotor itu... Aku nggak akan berlaku kejam, dan kasar tanpa ada alasan yang kuat...." "WANITA KOTORRRR!!!!"Teriak Dana sangat kencang di akhir ucapannya bahkan tetangga samping kiri, kanan, belakang, dan depan rumah bisa mendengar teriakan Dana barusan. Dengan Ayu yang diam bagai patung dengan tatapan nanarnya yang kosong kearah suaminya Dana... Suaminya Dana.... Suaminya Dana yang telah membuka lukanya yang paling pahit di masa lalu. Sangat-sangat pahit untuk di ingat..... tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN