Pak Mahesa

1742 Kata
Ayu seharusnya ia pulang ke rumah untuk istrahat, mengingat ia mengalami kecelakaan kecil tadi. Tapi, Ayu tak mungkin mengabaikan perintah bosnya yang menyuruhnya datang ke kantor pagi tadi. Ya, pagi tadi, karena saat ini sudah siang, jam 11 lewat 30 menit. Ia bahkan sudah terlambat berjam-jam. Cukup ia terlambat, jangan sampai ia tidak mengindahkan pesan, dan perintah dari bosnya. Dan walau sudah menelpon, dan mengirim pesan pada teman-temannya. Tak ada yang mengangkat bahkan membalas pesannya sedikitpun. Membuat hatinya sedikit ngilu di dalam sana. Tapi, Ayu mencoba untuk berpikiran positif. Pasti teman-temannya sedang sibuk bekerja. Sehingga teman-temannya tidak ada yang sedang memegang ponsel atau membawa ponsel ke dalam saku mereka kali ini, sebagai mana yang sering mereka atau dirinya lakukan walau sudah di larang oleh bosnya agar mereka meninggalkan ponsel di loker, sehingga mereka bisa fokus bekerja. Dan kali ini, teman-temannya sedang patuh, tidak memasukan ponsel ke dalam saku di saat jam kerja. Dan perhatian Ayu yang menatap pada lalu lalang orang yang ada di loby kantor, buyar oleh suara ponselnya yang nyaring. Ada 2 pesan bertubi-tubi yang masuk, dan Ayu sengaja mensetel dengan nada dering yang keras agar ia dengan cepat mengangkat panggilan dari bosnya. Dan melihat pesan yang ada dalam ponsel jadulnya. Rasanya Ayu ingin menangis karena terharu saat ini. Untung sekali ia dengan berani walau sudah melakukan kesalahan, terlambat berjam-jam tetap mengirim pesan pada Pak Fadil. Dan Ayu sudah mendapat balasan dari pesan yang ia kirim tadi. Pak Fadil menyuruhnya agar tetap menunggu di loby karena laki-laki itu saat ini sedang berada di divisi General Affair, dan sedang dalam perjalanan menuju dirinya saat ini. Dan Ayu saat ini terlihat mengelus perutnya yang rata dengan elusan selembut bulu, dan penuh kasih sayang. "Terimah kasih, mama yakin ini pasti rejeki kamu, Sayang. Terimah kasih..."Bisik Ayu dengan tatapan harunya, kedua bibirnya menyunggingkan senyum yang sangat manis saat ini. Tapi, senyum manis Ayu yang sedang menunduk menatap perutnya yang masih rata, lenyap di saat... Pluk Ada flashdisk yang jatuh tepat di depan kedua kakinya, dan Ayu dengan reflek memungut flashdisk itu, dan segera mengakat kepalanya, dan melihat siapa yang jal----, "Pasti Mbak itu..."Gumam Ayu yang sudah bangun dari dudukannya, dan Ayu bahkan berlari kecil untuk mengejar langkah seorang wanita yang di lihat dari pakaiannya, heels, dan kedua kakinya yang jenjang putih, pasti cantik, dan memiliki posisi penting di perusahaan ini. Melihat ada 2 orang laki-laki tinggi tegap, berpepakaian serba hitam mengapit kiri kanan wanita pemilik flashdisk yang ada di tangannya saat ini. "Bu, permisi, Bu...."Ucap Ayu dengan nada lembut, dan raut wajah yang ramah, dan Ayu bahkan sudah berada tepat di samping pria berpakaian hitam yang ada di samping kiri wanita yang ia kejar. Dan Ayu tersenyum, di saat wanita yang sangat cantik walau terlihat sudah berumur menghentikan langkahnya, dan menatap kearah dirinya saat ini dengan tatapan bertanya... "Ah, kamu. Ayu Pelita..." Senyum Ayu lenyap, di saat wanita cantik tapi wajahnya sedikit muram barusan menyebut namanya. Dari mana wanita ini tahu namanya, dan siapa wanita ini? "Ada apa, Ayu?"Tanya suara itu lembut, membuat lamunan singkat Ayu buyar. "Eeh, ini Buk maaf. Ini punya ibu kan, tadi jatuh tepat di depan tempat duduk saya...."Ucap Ayu dengan nada hangat, dan raut wajah lembut dan ramahnya. Dan Ayu tersenyum di saat wanita cantik di depannya tersenyum, dan mengambil flashdisk yang ada di tangannya saat ini. "Ya, ini punya saya."Ucap Widya. Ya, wanita cantik tapi sudah berumur yang di maksud Ayu adalah Widya. Widya yang jantungnya di dalam sana berdebar dengan laju yang sedikit tak normal, entah kenapa ia merasa deg-degan sekaligus merasa hangat apabila ia melihat wajah hitam manis, lembut, dan ayu di wajah Ayu. Melihat wajahnya di selembar foto membuat hatinya menghangat, membuat pilihannya jatuh pada Ayu yang akan menjadi wanita yang akan mengandung cucu untuknya kemarin, dan melihatnya secara langsung lebih membuat hati Widya sangat-sangat menghangat di dalam sana. "Syukur lah kalau punya ibu. Kalau begitu saya permisi , Bu..."Ucap Ayu sopan..dan Ayu segera membalikkan badannya cepat. Ayu tak nyaman di tatap dengan tatapan membuat yang Ayu merasa sedikit tak nyaman oleh wanita cantik itu, tapi... membuat Ayu dengan sedikit tak sopan segera berbalik sebelum ia mendapat jawaban atau anggukan dari wanita cantik itu. Tapi, baru 3 langkah Ayu melangkah. Mau tidak mau Ayu menghentikan langkahnya. Di saat pemilik flashdisk tadi memanggil namanya. Kini, rasa takut juga sudah merasuki diri Ayu. Dari mana wanita itu tahu, kalau namanya adalah Ayu. Bahkan wanita cantik itu tahu nama lengkap dirinya. "Kamu yang sabar ya, baru 5 tahun kamu menikah. Belum terlalu lama menurut ibu. Coba 8 tahun itu sudah sangat lama, seperti anak, dan menantu ibu. Belum punya-punya anak hingga sa-----," "Maaf, Bu. Allhamdulillahnya, saya sudah, dan sedang hamil saat ini...."Ucap Ayu tegas. Entah kenapa, mulutnya keceplosan begitu saja, dan hatinya tergerak agar ia mengatakan pada wanita yang entah kenapa banyak sekali mengetahui tentang dirinya, kalau ia sedang hamil saat ini. Ia sedang hamil..... Dan ada apa dengan wanita cantik di depannya ini? Raut wajahnya terlihat shock, dan tak percaya dengan apa yang barusan ia katakan? **** Perasaan tenang, dan senang yang Ayu rasakan 15 menit yang lalu Karena Pak Fadil mau bertemu dengannya, dan memaafkan atas keterlambatannya, kini berubah menjadi rasa takut, dan was-was. Bagaiman tidak was-was, ternyata bukan Pak Fadil yang ingin bertemu dengannya, tapi orang lain. Orang lain yang baru pernah Ayu lihat wajahnya saat ini ada di kantor ini. Dan orang asing yang baru pernah Ayu lihat wajahnya , duduk di depannya dengan wajah tenang, dan terkesan tanpa ekspresi. Sedang melihat, dan membaca cv-nya Untuk apa? Kenapa ada cv-nya di tangan laki-laki itu? Apakah Pak Fadil hanya bohong padanya, katanya sudah memaafkan keterlambatannya, dan Pak Fadil melemparnya pada seorang laki-laki tinggi tegap di depannya untuk memecat, dan mengeluarkan dirinya dari perusaan ini? Kalau benar terjadi seperti itu, Ayu tidak tahu apa yang akan ia lakukan untuk selanjutnya. Mendapatkan pekerjaan dengan tamatan pendidikan SD saja tidak mudah, sangat lah susah. Apalagi dia sedang hamil saat ini. "Ehem..."Dehem Pak Fadil agak keras, membuat tatapan Ayu yang menatap fokus pada laki-laki yang memegang cv-nya buyar, dan Ayu beralih menatap dengan tatapan memelasnya pak Fadil saat ini. Bahkan wajahnya sudah pucat saat ini, kepalanya sedikit pening. Ia kehilangan pekerjaannya, anaknya akan kekuarangan nantinya, di tambah suaminya juga sudah di pecat dari pekerjaannya. Itu sangat menyeramkan. Rasanya Ayu ingin menangis keras saat ini. Tapi, di tahannya sebisa mungkin. "Mohon maaf, Pak. Bisa kah bapak atau saya menjelaskan terlebih dahulu, kenapa saya atau bapak memanggil Ayu untuk berada di sini?"Ucap Pak Fadil dengan nada sedangnya, dan ucapan itu jelas di tujukan pada laki-laki yang saat ini sudah memutuskan tatapannya pada CV Ayu. Dan laki-laki itu, menatap Ayu dengan senyun kecil yang tersungging di wajahnya, membuat Ayu bingung, dan rasa bingung serta bertanya di dalam hati, dan pikiran Ayu terjawab oleh Pak Fadil. Di saat terlebih dahulu Pak Fadil mendapat anggukan setuju dari laki-laki asing itu. "Sudah 4 tahun kamu kerja di sini dengan sangat baik." "Apapun pikiran buruk, dan tidak baik yang ada dalam otakmu, singkirkan. Kamu di undang ke sini, bukan untuk kami pecat ..." "Tapi, kami ingin bertanya tentang kesungguhan, dan kesanggupanmu untuk naik jabatan, dan menanggung tanggung jawabamu yang baru di posisi yang baru.... nantinya kalau kamu mau dan setuju.... dan mampu bertanggung jawab serta melakukan pekerjaanmu dengan baik seperti yang sudah kamu lakukan selama 4 tahun ini, saya mengawasi kamu dan teman-temanmu, dan kamu lah yang paling baik, jujur, dan pekerja keras...."Ucap Pak Fadil dengan nada bangga dan raut wajah yang ramah, dan lembut. Membuat beban berat yang ada dalam hati dan pikiran Ayu sekektika runtuh di gantikan dengan rasa tak percaya akan ucapan yang ia demgar dari mulut Pak Fadil. "Benarkan seperti itu, Pak?"Bisik Ayu pelan dengan nada tak percayanya. Akhirnya setelah 4 tahun ia bekerja sebagai tukang gosok wc, membersihkan gudang-gudang penyimpanan berkas-berkas lama maupun baru di perusaahan ini, ia... ia akan di pindahkan ke pekerjaan yang lebih baik, dan besar gajinya? Tidak, jangan salah paham. Menjadi tukang gosok wc, Ayu sangat menyuskurinya, dan yang penting ia tidak mencuri milik orang lain, dan mendapatkan kabar ia naik satu tahap keatas membuat Ayu tak percaya saat ini. "Ya, dari claning service kamu akan di angkat menjadi OG khusus untuk ruangan bos saya? Melayani segala kebutuhan makanan, minuman bos, bahkan kamu juga akan pulang di saat bos sudah pulang dari kantor... semua kebutuhannya harus kamu yang melayaninya...." "Kamu kan biasa pulang jam 12 siang. Tapi, apabila kamu setuju untuk menjadi OG khusus untuk bos saya. Kamu akan pulang di atas jam 5 sore atau paling lambat jam 6 sore dengan gaji 3 kali lipat lebih besar di saat kamu bekerja menjadi cleaning service...'" "Bagiaman Ayu?"Kali ini, Pak Fadil yang bertanya dengan wajah mengharap pada Ayu, agar Ayu mengatakan ya, saya mau, dan bersedia. Tapi, Fadil maupun Adrian yang merupakan asisten bos besar perusahaan ini, tertegun dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Ayu dengan nada pelan bahkan bergetar dari wanita itu. "Apakah... Apakah bos nya laki-laki, dan tidak hidung belang?"Cicit Ayu pelan dengan raut wajah yang sangat cemas, dan takut. Takut Pak Fadil ataupun laki-laki yang masih belum Ayu ketahui namanya tersinggung dan mengadu pada orang besar di perusahaan ini. Tentang pertanyaan tak sopannya barusan. Tapi, Ayu tercengang di saat ia melihat pak Fadil maupun laki-laki asing itu tersenyum dengan lebar dan menatap Ayu dengan tatapan lucu. Ada apa? Tanya batin Ayu di dalam sana. "Maaf, mungkin kamu pernah memiliki pengalaman buruk ya dengan bosmu yang sebelumnya. " "Kamu tenang saja, bos saya itu walau agak sinis, arogant, dan sedikit kasar, dia royal dan hatinya baik. Hidung belang? Oh, tidak, Ayu. Dia adalah laki-laki yang sangat setia pada isterinya. Dia bukan seorang p****************g, dan mata keranjang...." "Jadi, kamu mau atau tidak untuk menjadi OG khusus untuk Pak Mahesa anak tunggal pemilik perusahaan ini?"Tanya laki-laki asing itu, entah kenapa membuat jantung Ayu di dalam sana, berdebar dengan laju yang sangat cepat. Dan Ayu dengan reflek menggelengkan kepalanya, tapi mulutnya berhianat di saat kata... "Saya, mau menjadi OG khusus untuk Bapak Mahesa...."Perutnya akan mules, apabila ia tidak mengeluarkan kata-kata di atas, dan entah kenapa Ayu meraaa hangat, dan jantungnya berdebar menyenangkan di dalam sana. Bahkan mulutnya dengan lancang membisikan nama bosnya dengan segenap perasaannya.... "Mahesaaa.... "bisiknya dengan senyum kecil yang tersungging dengan indah di kedua bibirnya yang ranum.... Entah kenapa, setelah membiskan nama Mahesa seakan beban berat yang ia tanggung seorang diri selama ini terasa ringan dan terangkat. Eh? Ayu tersentak kaget, di saat ia dengan lancang membayangkan seperti apa paras sosok bos barunya itu? tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN