Pertemuan pertama dengan ayah anakku
sinopsis n****+ tak sengaja mengandung anak bos dinginku
Ayu dan suami sudah 5 tahun menikah, tapi tak kunjung memiliki anak. Ibu mertua mendesak Ayu agar segera hamil, membuat Ayu memutuskan akan melakukan inseminasi.
Tapi, kecelakaan terbesar terjadi di saat botol benih milik suami Ayu tertukar dengan botol benih bos tempat Ayu bekerja yang akan melakukan inseminasi bersama istrinya juga di rumah sakit yang sama bahkan di jam yang sama dengan Ayu.
Bagaimana kalau Bos Ayu tahu, benihnya di tanam bahkan berhasil membuahi sel telur Ayu bukan di tanam di dalam rahim istrinya.
Mau kah sang bos menerima anak dari salah satu bawahannya di kantor?
****
part 1
Ayu melirik kearah suaminya yang hanya diam membisu sedari tadi. Wajahnya sungguh tak enak sekali untuk di pandang.
Tidak! Suaminya tidak buruk rupa atau jelek. Menurut kedua mata Ayu, pandangan Ayu,
suaminya adalah suami tertampan yang sangat di cintai, dan mencintai dirinya.
Tapi, wajah suaminya beraut datar saat ini, terlihat tegang juga, kedua matanya menampilkan sinar amarah yang sebisa mungkin di tahannya.
Marah pada siapakah suaminya? Marah pada dirinya? Tapi, seingat Ayu, ia tidak membuat kesalahan kemarin-kemarin, Ayu selalu melayani suaminya dengan baik, membawa sarapan siang ke kantor suaminya, walau ia sedang bekerja juga. Walau ia sedang kelelahan juga. Tapi, ia tetap, dan wajib melayani suaminya dengan baik.
Jelas, kan tidak ada kesalahan yang di buatnya. Ah, Ayu , ingat. Suaminya berbeda sejak ia mengutarakn keinginannya yang ingin mencoba melakukan
inseminasi buatan, mama mertuanya yang kebetulan lewat melewati mereka, berjingkrak segera menghampiri dirinya, dan suaminya yang sedang menonton di sofa.
Mamanya memekik tertahan, kalau ia sangat setuju dengan usulan Ayu pada anaknya. Walau setelahnya, mamanya terlihat murung dua hari yang lalu, murung karena memikirkan biaya. Biaya yang pastinya tak sedikit.
Tapi, raut murung di wajah mama mertuanya lenyap, di saat Ayu mengatakan kalau ia memiliki tabungan yang cukup dari hasil bekerjanya selama ini, memekik senang lah mama mertuanya, dan tanpa menunggu waktu lama.
Mama mertuanya langsung mendorong ayu dan suaminya agar datang hari ini ke rumah sakit, bahkan Ayu dan suaminya harus cuti kerja untuk hari ini.
Keinginan memiliki anak di hati Ayu terlebih mertuanya karena sudah 5 tahun menunggu, membuat mereka berakhir ada di rumah sakit saat ini. Di salah satu Rumah sakit ternama yang ada di kota tempat tinggal mereka.
"Mas..."Panggil Ayu pelan sambil menggigit bibirnya gugup, dan tangannya mengulur lembut untuk meremas lembut, dan menggenggam tapak tangan suaminya yang terasa berkeringat, dan dingin?
Sungguh, tak pernah mereka sekaku ini. Saling diam-diaman bagai seorang musuh, dan seorang yang tidak saling mengenal satu sama lain.
Tapi, Ayu tercekat, di saat tangannya di tepis, dan hempas sedikit kasar oleh suaminya membuat Ayu maupun suaminya saling menatap dengan tatapan yang masing-masing tak bisa di artikan satu sama lain.
"Mas..."Bisik Ayu pelan, dan membuang pandangannya kearah lain. Tangannya yang lain mengelus punggung tanganya yang terasa perih, dan sakit saat ini karena tepisan tangan suaminya.
"Maafkan aku. Aku terlalu gugup. Takut apa yang akan kita lakukan hari ini, gagal. Dan itu membuang- buan uang saja , bukan?"Ucap suami Ayu pelan, dan
Ayu kembali menatap kearah suaminya. Suaminya yang sedang meraup, dan mengusap wajanya frustasi.
Wajah Ayu seketika lesu, dan layu. Ayu juga seketika merasa mules mendengar ucapan yang terlontar dari mulut suaminya barusan.
Ayu merasa sangat kecewa mendengarnya. Anak adalah hal terindah yang Ayu bahkan suaminya terlebih mama mertua yang sudah Ayu anggap bagai ibu kandungnya tunggu-tunggu, dan inginkan selama ini.
Suaminya takut ini gagal, dan hanya akan membuang biaya? Ayu kecewa. Andai Ayu kaya, suaminya banyak uang, bahkan Ayu ingin melakukan inseminasi di Singapura, melakukan bayi
tabung juga. Tapi, apalah daya, mereka hanya lah pasangan suami isteri yang taraf ekonominya golongan menengah ke bawah.
"Aku mau ke toilet sebentar. Tiba-tiba mules."Ucap Ayu pelan, suaminya menatapnya sebentar. Memberikan anggukan pelan, dan kembali membuang wajah kearah lain.
Shit! Sakit sekali hati Ayu di dalam sana. Suaminya tak meminta maaf akan kelakuannya , suaminya tak menawari dirinya agar ia juga ikut mengantar. Membuat Ayu dengan sedikit tergesa, bangkit buru- buru dari dudukannya.
Ayu ingin segera ke kamar mandi, perutnya mules, dan Ayu ingin menumpahkan tangisannya di sana.
Tapi, di saat Ayu sedang berlari dengan kedua mata yang sudah mengeluarkan airnya di lorong panjang untuk menuju toilet.
Bruk
Tabrakan yang sangat keras tak dapat ayu hindari, dan elak. Tubuh Ayu hampir terjatuh, tapi dengan cepat pula, ada sepasang tangan kekar yang menahan pinggul Ayu, dan Ayu reflek meremas, dan menggenggam d**a keras yang ada di depan kedua telapak tangannya saat ini. Dan cengkraman Ayu membuat kemeja mahal, dan jas licin yang terasa begitu harum, dan memabukan di indera pencium Ayu , membuat Ayu terlena seketika kusut.
Dan suara yang sangat berat, dan terdengar maskulin, menusuk telak indera pendengar Ayu saat ini.
"Andai aku tidak buru-buru. Kamu akan menerima balasan karena kamu sudah tidak becus, kamu sudah berani menabrakku, dan membuat baju mahalku kusut."
Deg
Ayu menelan ludahnya kasar, dan seketika menarik dirinya juga kasar ke belakang. Tubuhnya yang saling menempel seketika terlepas.
Ayu seketika merasa gemetar kedua lututnya di bawah sana, mendapat tatapan yang sangat tajam, dan dalam dari sepasang manik hitam yang sangat pekat yang ada di depannya saat ini, dan deg....
Jantungnya di dalam sana, perlahan tapi pasti bergetar dengan laju yang sangat menggila. Membuat ayu bahkan merasa sesak nafas juga saat ini. Semakin sesak, dan sakit di saat laki-laki yang ia tabrak mendekat padanya, dan Ayu sontak memejamkan kedua matanya erat, merasa takut.
Sedetik, dua detik, tiga detik Ayu siap dengan mendapat sebuah tamparan misalnya, tapi, Ayu tidak merasakan apa-apa di wajahnya membuat Ayu dengan cepat membuka kedua matanya lagi.
Sudah tidak ada orang di depannya, dan ayu menghembuskan nafasnya lega. Tapi, kelegaan yang Ayu rasakan hanya beberapa detik, di saat Ayu membalikkan tubuhnya bersiap untuk menuju toilet. Membeku kaku, di saat Ayu mendapati laki-
laki berpenampilan hedonis tadi, sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat dalam.
Dan tangannya terlihat menekan jantungnya saat ini di depan sana, dan sudah ada dua orang laki-laki berpenampilan licin juga yang sudah memapah laki- laki itu.
Samar-samar Ayu mendengar ucapan laki-laki itu...
"Papah aku. Jantungku seakan berhenti berdetak karena saling beradu tatap dengan wanita ceroboh itu "
Wanita ceroboh yang nyatanya, tanpa ia tahu, dan tanpa mereka sadari , adalah orang yang akan mengandung anaknya....
Tbc