Felora betah menatap layar ponselnya, menampilkan Sagara yang tengah menyetir mobil. “Keadaan di sana sudah membaik?” tanya tunangannya. Felora menggeleng pelan, “Ayah sih sudah makan bareng lagi pas lagi bisa, cuman suasananya benar-benar hening seperti lagi mengheningkan cipta deh! Paling sesekali Eyang yang bicara, Keenan dan Hikami juga gagal mencairkan suasana, ayah makan cepat terus selesai duluan.” “Belum ada keputusan, sayang?” Sagara mudah membayangkan betapa suasana tersebut amat tidak nyaman untuk tunangannya. “Bagaimana dengan Harsa?” “Belum, Harsa ya enggak bisa apa-apa selain menunggu. Dia bilang akan terima apa pun keputusan Ayah selama itu enggak membuat Ayah benci padanya.” Sagara menoleh sejenak pada layar ponselnya, tepat ia sampai di halaman rumahnya. “Harsa b