“Yang terbaik dan tidaknya untuk putraku, aku tidak butuh nasihat orang lain.” Tidak mudah memadamkan api dalam dirinya yang sedang benar-benar menghabisi kesabarannya sebagai orang tua. Bagi Halim, Rayan tetap salah karena tidak memberitahunya sejak awal dan justru menjadi wali. "Huh apa Rayan bilang? Dia jadi wali untuk putraku, seolah aku sudah mati!" “Halim, Rayan hanya menyampaikan. Mendengarkan sudut pandangnya, itu bisa jadi pertimbanganmu.” “Rayan hanya memikirkan dan menempati rasa sakitnya dulu sebagai anak, dia tidak pernah tahu posisi menjadi orang tua, jadi seorang Ayah!” Ujar Halim. Kaflin jelas terkejut putranya mengatakan itu, menyinggung Rayan. “Halim, tidak seharusnya kamu mengatakan itu pada Rayan!“ Tegur Kaflin pada putranya. Ia takut Rayan tersinggung, karena uc