Kikan berdecak menemukan lemari putrinya terbuka, dan Felora tengah memilih pakaiannya. “Sagara sudah di bawah, tunggu kamu. Eh kamunya belum siap.” “Dia sabar kok. Sama Fayra, Bun?” “Enggak, Fayra enggak bisa ikut.” ‘Haduh gawat, Sagara bilang ke Bunda! Jangan-jangan ke Ayah juga? Bagaimana jika izin perginya dicabut!’ Batin Felora. Kikan menatap putrinya yang melamun, “Felora,” dia menyentuh lengan putrinya. “Ayah tahu?” “Tahu, dia bilang apa adanya. Jujur.” “Yahhhh! Gagal pergi, Ayah pasti langsung enggak bolehin?!” decaknya lemas. Ia menggantungkan pakaian yang pilihnya lagi. Lalu berjalan keluar walk in closet. Felora memilih duduk lemas di ranjang, sepertinya hari minggu pun mereka harus tetap di rumah. Pikirnya. Kikan terkekeh, lalu berbalik memilihkan baju untuk