Sagara duduk seperti tersangka, semua mata berpusat padanya. Ia tak pernah membayangkan ada diposisi sekarang. Keluarga Eyang Kaflin datang, termasuk Hamish kecuali keluarga Aurora. Halim yang paling serius. Duduk tegak dan tak beralih darinya. Bisa dibilang jika seluruh anggota keluarganya memiliki jenis tatapan intimidasi jika sedang serius. Sagara menoleh saat merasakan usapan lembut sang Ibu—Fay—duduk di sebelahnya. “Untuk diskusi keluarga, ini terlalu horor.” Gumam Hamish. Buat semua meliriknya, hanya Fayra dan Fay yang berani terkekeh. Amira menegur pelan putranya. “Kita seperti lagi uji nyali, ya Uncle.... tegang, tapi menantang.” Saut Fayra. “Iya, kalau tidak kuat tolong angkat tangan ke kamera.” Jawab Hamish lagi sambil terkekeh. Hanya keduanya yang tetap santai, Aric me