“Aku mau jus,” pinta Felora pada ibunya. Sejak tadi yang ada di kamar rawatnya hanya keheningan dengan pikiran masing-masing tetap satu tuju. Bagaimana pertemuan keluarga di rumah Kaivan Lais? Apa Halim akan memberi restu atau sebaliknya? Seperti apa Sagara menghadapi semua orang, meyakinkan ayahnya? Hingga tiba-tiba Felora bicara, Kikan mendongak menatap putrinya. Setelah berdebat tadi, yang menurut Kikan putrinya sudah kelewatan, akhirnya Felora mau makan walau tidak habis. Pasti sekarang Felora lapar lagi, pikir Kikan. “Jus apa? Bunda akan minta tolong dipesankan—“ “Bunda saja yang tolong belikan, uhm maksudku jika Bunda yang beli langsung, bisa memastikan jusnya sesuai yang bisa aku minum.” Ujar Felora cepat. Kikan menghela napas dalam-dalam, kemudian mengangguk, “oke, Bu