12. Enemy & Best Friend

1861 Kata
Harus Jendra akui, ia cukup terkesan dengan kemampuan Rhea. Hari ini, perempuan itu menang challenge dua kali berturut-turut. Setelah menang di tantangan knife skills sehingga berhasil mendapat waktu tambahan sepuluh menit, di tantangan selanjutnya Rhea memanfaatkan reward itu dengan sangat baik sehingga ia berhasil menang pada tantangan yang menentukan apakah mereka masuk pressure test atau tidak. Tantangan kedua untuk episode perdana Cooking Master musim ini, para peserta diharuskan untuk membuat jajanan pasar khas Indonesia. Namun, jajanan pasar itu harus disajikan dengan inovasi baru setara dengan penyajian di restoran atau hotel berbintang lima. Chef Manuel dan Bunda Ami sama-sama setuju kalau hasil masakan Rhea untuk tantangan itu adalah yang terbaik, sehingga ia berhak untuk dipanggil pertama kali karena lolos ke episode selanjutnya dan bebas dari pressure test. Jendra sendiri tidak bisa untuk tidak setuju karena memang faktanya, Rhea memang unggul di tantangan jajanan pasar ini dibanding dengan kontestan lain. Di saat beberapa di antara mereka kesulitan membuat makanan jajanan pasar karena tidak terbiasa, atau pun kalau bisa, plating mereka tidak menarik, dan banyak kekurangan sana-sini, Rhea justru berhasil menyelesaikan tantangan itu dengan sempurna. Tidak hanya makanan yang dibuatnya saja yang enak, tapi Rhea juga memiliki inovasi yang bagus. Berbeda dengan kontestan lain yang hanya memasak satu jenis jajanan pasar saja, Rhea justru membuat empat sekaligus. Klepon, kue ku, kue talam, dan cenil. Semua kue itu dibuat Rhea dalam bentuk bite size dan plating­-nya sangat cantik, serupa plating dessert yang kerap disajikan di restoran mewah. Pada sebuah piring putih yang lebar, Rhea menata semua kue itu dengan sedemikian rupa. Karena warna kue-kue itu berbeda dan cerahnya, jika dipadukan di atas piring, warnanya jadi begitu cantik. Rhea juga membuat tekstur di piring itu menggunakan brown sugar sauce, dan menaburkan coconut sprinkle di sekitar kue. Ia juga menambahkan edible flowers sebagai garnish, sehingga tampilan kuenya jadi semakin cantik. Jika sekali lihat tanpa benar-benar memerhatikan, orang-orang mungkin tidak akan tahu jika di dalam piring itu adalah jajanan pasar yang biasa ditemui sehari-sehari. Dan itu sudah cukup untuk membuktikan kemampuan Rhea yang berhasil menguasai tantangan ini. "Tuh, Jen, kamu terlalu underestimate Rhea. Buktinya, challenge hari ini semuanya berhasil dimenangkan sama dia." Bunda Ami bilang begitu setelah shooting hari ini selesai. Untuk pressure test baru akan dilakukan besok. Meski begitu, semua kontestan belum meninggalkan galeri karena mereka masih harus menunggu giliran untuk wawancara yang nantinya akan diselipkan di acara sebagai reaksi mereka terhadap kelangsungan tantangan hari ini. Jendra mendongak, melirik ke arah para kontestan yang ada di lantai dua studio, menunggu giliran untuk wawancara. Dilihatnya Rhea yang sedang mengobrol dengan Gala. Perempuan itu terlihat ceria. "Sejauh ini sih, kalau dilihat-lihat, Rhea termasuk kontestan yang unggul dan menonjol." Chef Manuel menambahkan. "Gala juga. Hari ini mereka sama-sama jadi pemenang." "Mungkin karena mereka juga bekerja di dunia kuliner. Apa lagi Rhea, keliatan kalau jam terbangnya di perkuean sudah banyak. Mungkin, ke depannya mereka berdua yang bakal sering menang challenge." "Saya sih setuju ya. Selain mereka, kontestan lain juga belum ada yang menonjol. Bahkan, banyak yang keliatannya keteteran hari ini." Jendra tersenyum saja menanggapi obrolan Bunda Ami dan Chef Manuel itu. Memang benar, Jendra tidak bisa denial kalau Rhea bersama dengan Gala adalah dua kontestan yang paling unggul dan menonjol untuk episode perdana hari ini. Keduanya menang dan mendapat reward di tantangan pertama, dan nama mereka juga disebut di awal sebagai kontestan yang akan lolos ke episode berikutnya. "They did great, yes," ujar Jendra akhirnya. Ia baru mengalihkan pandangan dari para kontestan di atas. "Tapi terlalu cepat untuk bilang kalau mereka unggul dibanding yang lain dan ke depannya akan sering menang challenge. Hari ini tantangannya masih simpel, yang pertama mereka cuma unjuk kebolehan knife skills. Sementara yang kedua, mereka masih bebas berkreasi." Chef Manuel terkekeh. "Kamu ini masih aja nggak mau melihat potensinya Rhea." "Bukan begitu, Chef," tukas Jendra. "I'm just stating facts. Rhea bisa unggul karena dia sudah lama berkecimpung di dunia perkuean. Dan lagi, nggak ada batasan untuk mereka semua berkreasi hari ini. Tapi, belum tentu Rhea bisa unggul di jenis makanan yang lain, apa lagi untuk tantangan duplicate dish. Iya, kan?" Bunda Ami hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirangkulnya Jendra dan dia tepuk-tepuk pundak lelaki itu. "Percaya sedikit dong sama Rhea. Masa nggak bisa?" Jendra tertawa. Tanpa sadar, matanya kembali melirik ke arah Rhea yang ada di atas. Kebetulan, Rhea juga sedang melihat ke arahnya dan selama beberapa detik tatapan mereka bertemu, hingga kemudian Rhea jadi yang pertama melengos. Jendra tidak menjawab ledekan Bunda Ami tadi. Tapi di dalam hati, dia tidak ingin percaya kalau Rhea bisa terus unggul dan menang dalam setiap tantangan di Cooking Master ke depannya. Mereka kan punya taruhan. And hell no, Jendra tidak mau jadi yang kalah dalam taruhan itu. *** "See? Rhea itu nggak sepayah yang lo kira. Gue yakin dia bisa menang!" Jendra mencibir tatkala mendengar ungkapan menggebu-gebu itu dari Nerissa. Setelah cukup lama Nerissa marah padanya karena insiden live i********: tempo hari dan menolak untuk bertemu dengannya, hari ini Nerissa sudah melunak. Selepas shooting tadi, Jendra mencegat wanita itu, dan memaksa ingin mengantar Nerissa pulang. Nerissa sempat menolak, tapi Jendra terus memaksa dan berkata kalau dia kangen berat dengan Nerissa. Setelah debat cukup lama dan Jendra bersikeras, akhirnya Nerissa menyerah dan mengizinkan Jendra untuk mengantarnya pulang, juga main ke apartemennya. Satu pukulan keras di bahunya membuat Jendra mengaduh kesakitan. Ia melotot protes pada Nerissa yang baru saja melakukan itu. "Apaan deh?!" keluhnya. "Kesel aja gue liat muka lo!" sungut Nerissa. "Kayak masih aja ngeremehin Rhea." "Gue tuh nggak ngeremehin ya, tapi rasional karena belum tentu dia bisa menang. Masih ada banyak tantangan yang jauh lebih susah ke depannya, dan belum tentu dia bisa keep up." "Negative thinking banget, ngeselin." Jendra hanya mengedikkan bahu. Bodo amat. "Pokoknya gue dukung banget Rhea menang, supaya lo kalah taruhan! Masih kesel banget gue kalo inget kelakuan lo yang bikin gue sama Rhea sekarang jadi canggung!" "Ya ya ya, terserah." Nerissa memukul bahu Jendra sekali lagi sebelum dirinya bangkit dari sofa dan meninggalkan Jendra di sana. Nerissa sibuk di dapur untuk masak mie instan karena katanya kelaparan. Jendra sempat menawari Nerissa untuk memasakkan sesuatu, namun Nerissa menolak dengan alasan lidahnya sedang tidak ingin makan makanan berkelas buatan chef. Selama Nerissa sibuk di dapur, Jendra duduk santai saja di sofa ruang tengah apartemen Nerissa ini. Ia bahkan tidak segan sama sekali untuk mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Sudah bersahabat lama dengan Nerissa membuat mereka sudah sangat nyaman pada satu sama lain, sehingga apartemen Nerissa sering dianggap Jendra seperti miliknya sendiri, begitu pun sebaliknya. Jendra sibuk dengan ponselnya selagi Nerissa masak. Konten Youtube Jendra di asrama Cooking Master kemarin baru saja diunggah oleh timnya. Si Pak Produser Cooking Master memang meminta konten itu untuk diunggah secepatnya untuk menarik perhatian masyarakat. Dan benar saja, masyarakat berhasil dibuat tertarik oleh konten di Youtube pribadi Jendra itu. Kurang dari sejam diunggah, yang menonton sudah lebih dari satu juta. Selain karena subscribers Jendra memang banyak, masyarakat juga excited karena ada embel-embel Cooking Master yang sudah dinantikan. Editor Jendra pun kreatif dengan menambahkan foto Jendra dan Rhea di thumbnail itu. Jendra membuka kolom komentar dari video tersebut dan membaca komentar yang beragam di sana. Seperti biasa, netizen terbagi menjadi beberapa kubu. Ada kubu yang mendukung Jendra dan mengatakan Rhea terlalu sombong nan songong, ada pula kubu Rhea yang menghujat Jendra terlalu semena-mena sehingga Rhea terpaksa ikut Cooking Master. Tapi, ada kubu baru yang membuat Jendra heran sendiri. They radiate enemy to lovers trope for me LOL Cheffff, knp peserta cewek yg diwawancara cuma Rhea? Ada udang di balik bakwan kah? > Diliat2 Chef Jendra sama Rhea cocok juga y Musuh...musuh...taunya jadi cinthaaaa... Jendra benar-benar dibuat mengerutkan kening karena membaca komentar sejenis itu. Apa-apaan? Kenapa jadi ada kubu yang menjodoh-jodohkannya dengan Rhea seperti ini? "Nggak masuk akal," gumam Jendra. "Apa yang nggak masuk akal?" Nerissa yang baru kembali dari dapur pun mendengar gumaman Jendra. Wanita itu kembali dengan membawa semangkuk mie rebus dan segelas besar air dingin. Ia duduk di sebelah Jendra, setelah sebelumnya menendang kaki Jendra supaya diturunkannya dari meja, dan Nerissa bisa meletakkan makanan serta minumannya di sana. "Jadi banyak yang jodoh-jodohin gue sama Rhea," jelas Jendra singkat. "Super weird." Ia pun menyerahkan ponselnya pada Nerissa, menyuruh wanita itu membaca langsung apa yang dibacanya tadi. Nerissa membacanya, juga menonton sebentar video yang belum lama diunggah itu. Tepatnya, Nerissa langsung menonton di bagian Rhea muncul. Melihat bagaimana Jendra mewawancarai Rhea. Terlihat sekali kalau Rhea tidak mencoba untuk menutupi ekspresinya, sehingga orang-orang bisa tahu bagaimana Rhea merasa sebal pada Jendra. Nerissa pun jadi paham. "Lo tengil banget sih," katanya. "Nggak salah, jadinya kalian emang radiates enemy to lovers trope." Jendra memutar bola mata. "Nggak akan. Dia bukan tipe gue." "Lo juga bukan tipe dia sih kayaknya. Dia salah satu perempuan yang nggak akan termakan sama pesona buaya kayak lo." "Gampang aja sih kalau mau bikin dia terpesona." "Najis." "Come on, lo juga tau kalau gue bisa bikin siapa aja naksir, termasuk lo." Nerissa pura-pura muntah. Dikembalikannya ponsel Jendra, lantas ia mengambil mangkuk mie instannya dan mulai makan. Ia juga menyalakan televisi di depan supaya bisa makan sambil nonton. Sesaat mereka tidak bicara karena Nerissa yang sibuk makan, dan Jendra juga masih sibuk dengan ponselnya. Tapi, Jendra membuka mulut ketika Nerissa ikut menyuapkannya mie itu. Padahal, Jendra tidak terlalu suka mie instan, sampai-sampai dalam setahun bisa dihitung berapa kali ia memakannya. Hanya saja, entah kenapa sejak dulu makanan yang juga dimakan oleh Nerissa, menjadi comfort food tersendiri untuk Jendra, sehingga Nerissa pun selalu menyuapkan makanannya pada Jendra setiap mereka sedang bersama. Best friends behavior, maybe? Jendra tiba-tiba mengerang ketika tiba-tiba saja, muncul pesan dari Hara, adiknya. Hara : Dinner at mom's tomorrow. Kayaknya kamu mau dijodohin deh lol. "Kenapa?" tanya Nerissa. "Barusan dikasih tau Hara, besok diajakin family dinner," jawab Jendra. "Terus?" "Kayaknya gue mau dijodohin lagi." Nerissa tertawa. "Mampus lo." Jendra menghembuskan napas panjang, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang sahabat. "Capek banget gue," keluhnya. "Kenapa sih mereka ngebet banget supaya gue nikah?" "Wajar aja sih. Lo kan udah tua." "Tapi gue belum nemu yang pas." "Emangnya lo nyari yang kayak gimana sih?" "Yang kayak lo," celetuk Jendra. "Apa gue nikah sama lo aja ya, Ner? Orang tua gue pasti setuju banget sih. Best friends to lovers trope tuh jadinya." Nerissa diam dan jadi menegang di tempat duduknya. Sesaat, Nerissa tidak tahu apakah Jendra serius atau hanya bercanda. Hingga kemudian, Jendra mendongak untuk menatapnya dan tertawa. "Dude, you are freaking out," ledeknya. Nerissa pun sadar, Jendra hanya bercanda. Didorongnya Jendra menjauh dan ia berdecak kesal. "Gue panik karena takut lo kepikiran mau nikah sama gue beneran! No way in hell I'm marrying you!" serunya. Jendra tertawa saja. Puas karena berhasil meledek sang sahabat. Tanpa sadar, kalau candaannya itu sama sekali tidak dianggap Nerissa lucu. Sebab untuk sepersekian detik tadi, muncul harap yang tak diundang di hati Nerissa. Secepat harapan itu muncul, secepat itu pula harapannya pupus melihat Jendra yang santai saja dan masih sibuk dengan ponselnya, tanpa peduli bagaimana perasaan Nerissa atas candaannya tadi. Ketika melirik layar ponsel Jendra, Nerissa bisa melihat kalau lelaki itu sedang stalking akun i********: pribadi Rhea. Nerissa melengos. Ia jadi kehilangan nafsu makan karena firasat buruk yang tiba-tiba muncul.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN