"Kalian ngerasa si Rhea pick me nggak sih?"
"Ih, bukan lagi tau! Dia emang pick me parah. Caper mulu sama Chef Jendra."
"Ya kan? Sok nggak suka sama Chef Jendra, padahal gue tau aslinya dia kesenengan diperhatiin Chef Jendra."
"Sok jago juga dia. Padahal kalo bukan challenge kue-kuean pasti dia udah kalah tuh."
"Ya iya lah! Dia bisa menang karena kebetulan tukang kue aja."
Coba bayangkan gimana rasanya jadi Rhea? Dia cuma mau mengambil minum di dapur, tapi malah mendengar dirinya menjadi topik gosip orang-orang yang ada di sana. Mereka semua tidak ada yang sadar kalau Rhea ada di balik tembok dapur dan mendengar semua omongan buruk yang mereka tujukan untuk Rhea itu.
Dari suaranya sih, Rhea bisa mengidentifikasi ada tiga orang yang sedang membicarakannya. Walau tidak bisa melihat wajah mereka, tapi Rhea bisa menebak kalau orang-orang itu adalah Laras, Natasya, dan Vina. Trio yang kelihatan sekali membenci Rhea sejak awal mereka bertemu di asrama karantina Cooking Master.
"Eh, Kalian udah ada yang pernah nyobain kue dia?"
"Gak tertarik sih."
"Gue udah dan menurut gue BIASA AJA, sumpah! Heran juga kenapa bisa rame. Gimmick doang kali ya?"
Wah, Rhea yang awalnya biasa aja, pada akhirnya tidak bisa untuk merasa biasa aja mendengar bisnisnya diejek seperti itu. Tangannya yang menggenggam botol minum sudah mengepal erat karena kesal. Dia hampir aja memunculkan diri dan mau mengonfrontasi trio itu, tapi seseorang justru menariknya menjauh dari dapur.
Rhea kaget karena ditarik tiba-tiba dan mendapati kalau Gala lah yang ternyata menariknya pergi dari sana supaya berhenti mendengarkan gosip trio menyebalkan itu.
"Gue nggak mau ada yang berantem di sini, nanti urusannya jadi repot," jelas Gala. Dia masih menarik Rhea dan membawanya ke ruang tamu yang kebetulan sedang kosong.
Lalu, keduanya duduk di sofa yang ada di sana.
Rhea menghembuskan napas keras dan berdecak kesal. Masih tidak terima mendengar omongan mereka tadi, juga haus berat karena dia tidak jadi mengambil minum gara-gara mereka.
"Udah, nggak usah didengerin omongan mereka," ujar Gala menenangkan.
Tapi Rhea belum merasa tenang sama sekali.
"Emangnya saya salah apa sih sama mereka? Bisa dibilang saya bahkan nggak kenal sama mereka, dan mereka nggak kenal sama saya! Tapi mulutnya jahat banget."
"Mereka iri sama lo."
"Iri kenapa coba? Karena saya ribut mulu sama Chef Jendra? Kalau bisa juga saya nggak mau begitu."
"Ya tapi emang kenyataannya begitu, kan? Mereka iri karena lo bisa dapat perhatiannya Chef Jendra. Sedangkan mereka? Chef Jendra ingat nama mereka juga enggak kayaknya," terang Gala. "Ditambah lagi, mereka semua masuk pressure test, sedangkan lo malah menang challenge dua kali berturut-turut. Makin kepanasan lah mereka."
Rhea baru sadar dengan omongan Gala kalau memang setengah dari peserta yang dinyatakan masuk ke pressure test adalah si trio menyebalkan. Laras, Natasya, dan Vina.
Rasanya Rhea jadi sedikit puas. Merasa menang dari mereka yang ternyata cuma tong kosong nyaring bunyinya.
"Semoga aja salah satu dari mereka cepet keluar," sungut Rhea kemudian. Padahal dia bukan tipikal orang yang senang menyumpahi orang lain. Tapi untuk yang kali ini bodo amat deh, Rhea paling kesal dengan orang yang suka mencari masalah dengannya di saat Rhea sendiri nggak salah apa-apa.
Emang cocok trio itu sama si Jendra. Like idol like fans. Sama-sama suka mencari masalah sama orang yang tidak bersalah.
Gala terkekeh menanggapi omongan Rhea tadi, tapi dia tidak menyangkal karena sama-sama berpikir trio julid itu memang menyebalkan.
"Gue bantu aminin deh," katanya. Kemudian menyodorkan sebotol air mineral kemasan pada Rhea, yang entah dia dapat tiba-tiba dari mana. "Nih, minum dulu biar nggak makin emosi."
Rhea menerima botol minum dari Gala dan menggumamkan terima kasih.
"Sama-sama, Rhea."
Rhea hanya tersenyum, kemudian minum air dari botol itu untuk menghilangkan dahaganya. Dan Gala masih menemani Rhea.
Bisa dibilang, Gala adalah satu-satunya yang akrab dengan Rhea sejak di asrama karantina ini. Berhubung Rhea bukan lah seseorang yang bisa mudah berteman dengan orang baru karena sisi introvert-nya, ia jadi sulit untuk akrab dengan yang lain jika bukan mereka yang berinisiatif mengakrabkan diri duluan dengannya. Bahkan dengan teman sekamarnya pun, Rhea bisa dibilang belum terlalu akrab. Mereka baru pernah sekedar bertukar senyum dan sapa seadanya.
Sementara Gala, dari awal memang laki-laki itu yang mengajaknya bicara dan mengakrabkan diri dengannya. Jadi, Rhea sendiri merasa nyaman mengobrol dengan Gala. Let's say, Gala masih menjadi satu-satunya teman Rhea di sini. Apa nanti temannya bisa bertambah? Rhea nggak tau. Toh niatnya ada di Cooking Master hanya untuk menyanggupi tantangan dari Jendra, bukan untuk mencari teman.
"Lain kali kalo denger mereka ngomongin lo yang buruk-buruk, langsung pergi aja dan nggak usah didengerin. Bakal ngabisin energi doang dannnn gue nggak mau sampai kalian ribut."
"Karena kalau saya dan mereka ribut, kerjaan kamu sebagai ketua asrama jadi nambah?"
"Bingo!" Gala membenarkan. "Selain itu, nggak fair aja kalau lo ribut sama mereka. Lo sendirian, sedangkan mereka jelas beraninya keroyokan. Jadi, lebih baik menghindari masalah, oke? Fokus aja sama kompetisi dan hindari drama. Good luck."
Rhea mengangguk. Sekarang emosinya sudah mereda dan dia sudah bisa berpikir lebih jernih. Gala benar, nggak seharusnya Rhea menambah drama dengan meladeni orang-orang yang seperti itu. Sudah cukup dramanya dengan Jendra saja.
"Good luck for you too, Gala."
"Makasih, Rhea."
"Sama-sama, Gala."
Lalu keduanya sama-sama tertawa. Merasa lucu sendiri dengan cara mereka bicara barusan.
Rhea pun memutuskan untuk mengobrol dengan Gala sebentar di sana daripada kembali ke kamar. Teman sekamarnya pasti belum tidur, sedangkan Rhea juga belum mengantuk meski sekarang sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih dan hampir semua peserta sudah masuk ke kamarnya masing-masing. Rhea malas jika harus masuk ke kamar dan menghadapi situasi yang canggung bersama teman sekamarnya. Mngobrol dengan Gala sampai mengantuk adalah pilihan yang lebih baik.
"Menurut kamu, tantangan buat episode kedua apa?" tanya Rhea pada Gala kemudian.
Gala nampak berpikir sebentar. "Apa ya? Mystery box lagi mungkin? Biasanya di episode awal kebanyakan mistery box."
"Isinya apa kira-kira?"
"Bisa apa aja. Dari bahan makanan super basic, sampai bahan makanan yang nggak biasa kita lihat dan olah."
Rhea jadi bergidik, membayangkan jika di dalam tantangan mystery box selanjutnya akan ada bahan makanan yang tidak sanggup dia olah.
Melihat kekhawatiran Rhea, Gala menepuk-nepuk bahunya pelan. "Tenang aja. Selama mystery box, masih bisa diusahain. Yang puyeng itu kalau mulai ada tantangan duplicate dish, apa lagi kalau duplicate dish punya Chef Jendra. Dilihat dari season-season sebelumnya sih, tingkat kesulitan duplicate dish punya Chef Jendra selalu bikin peserta frustasi."
Bukannya tenang, omongan Gala malah kian membuat Rhea ngeri. Rhea yakin sekali, kalau sampai tantangan selanjutnya adalah duplicate dish milik Jendra, orang itu pasti akan memilih menu yang menurutnya akan sangat menyulitkan Rhea. Itu pasti.