Ihsan Reog Dirgantara 2

1283 Kata

Baru pukul tiga pagi Indira sudah dibuat pusing oleh bayi besarnya. Tidurnya sejak semalam juga tidak bisa nyenyak karena Ihsan terus saja merengek padanya. Meskipun kamar lumayan gaduh oleh suara keduanya, Titan sama sekali tidak merasa terganggu. Gadis itu terlihat damai dalam tidurnya dan beberapa kali tersenyum dengan kedua mata masih tertutup rapat. “Apalagi sih, Mas? Kamu tuh gangguin orang lagi tidur saja.” “Pindah sebelah sini.” Ihsan menepuk kasur di sebelahnya. “Gak mau ah!” tolaknya. “Ayo, tidur lagi. Subuh masih lama.” Bukannya menurut, Ihsan justru mengambil ipad nya. Memakai kacamata baca yang biasa dipakainya saat bekerja. “Mas ...” “Kamu lanjut tidur, Yang. Aku mau kerjain pekerjaan yang akan dibuat materi rapat besok.” “Marah?” Ihsan menggeleng. Menatap ke arah ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN