"Bukan cinta tapi benci!" "Harusnya kamu tidak membencinya, Dir." Ihsan mengeratkan genggaman tangannya pada Indira. "Itu berarti kamu belum bisa melupakannya." "Aku benar-benar sudah tidak memiliki rasa lagi dengannya. Hanya saja perlakuan buruk mereka belum bisa aku lupakan." "Mulai dari sekarang belajarlah memaafkan mantan suami dan mantan mertua mu. Tidak baik memendam benci terlalu lama." "Kenapa?" "Memangnya hatimu tidak lelah berprasangka buruk dengan orang yang ada di sekitarmu?" Indira terkejut saat Ihsan tahu soal ketakutannya akan pengkhianatan oleh orang terdekatnya. "Bapak ..." "Indira!" "Ayang tahu dari mana?" "Tidak penting aku tahu dari mana." Ihsan membelai lembut pipi Indira dengan sentuhan seringan kapas. Ibu jarinya bergerak menuju bibir Indira. "Mulai dari sek