Gara saat ini sudah berada di perjalanan menuju ke rumahnya. Ia pikir berada di Caffe tadi bisa membuatnya melupakan Giselle sebentar tapi ternyata disana malah ada Giselle dan kedua temannya pun juga malah membahas Giselle. Maka dari itu daripada ia kesal-kesal lagi lebih baik dia pulang ke rumahnya. Apalagi tadi ia juga melihat Giselle bersama dengan Randy. Meskipun ia yakin bahwa mereka berdua tidak ada hubungan apa-apa tapi entah kenapa tetap saja dirinya merasa kesal melihat kedekatan mereka.
"Argh kenapa sih Lo harus muncul lagi dan muncul terus menerus Selle. Dan itu ngebuat gua susah buat ngelupain Lo, padahal bertahan sama Lo sama aja bertahan buat menyakti diri gua sendiri Selle. Gua serba salah disini, bener-bener gua ga di kasih pilihan apa-apa." ujar Gara memukul stir mobilnya.
Sementara saat ini Giselle masih berada di Caffe bersama dengan mereka, saat ini pun kedua teman Gara tadi yaitu Vino dan Aksa juga ikut dalam meja Giselle itu. Mereka memberitahu kepada Giselle kenapa tadi Gara bisa marah dan pergi. Itu semua karena mereka yang menanyakan alasan putus nya Giselle dengan Gara. Namun mereka tak mendapat kan jawaban.
"Gua mau tanya serius deh, ini kalian jangan bohong ya sama kita. Gua mau tanya sebenarnya Gara itu setelah putus sama Giselle udah punya pacar lagi atau belum? Atau waktu masih sama Giselle kalian pernah liat ga Gara sama cewek lain gitu?" tanya Salsa karena ia penasaran apakah Gara selama ini berselingkuh atau tidak karena alasan putusnya masih belum jelas juga.
"Ga mungkin lah Gara kayak gitu. Nih ya dengerin, mau ada cewek cantik sebanyak apapun gua yakin kalo Gara pasti bakalan milih Giselle. Dia tuh cinta mati sama Giselle jadi ga mungkin dia milih yang lain apalagi sampai selingkuh atau mutusin Giselle gara-gara cewek lain." ujar Vino saat ini.
"Bener tuh, gua setuju sama Vino. Gara itu sayang banget sama Giselle sampai-sampai gua kira dia juga bucin sama Giselle. Maka nya kita berdua pun juga penasaran apa yang buat Gara jadi kayak gini. Kita berdua juga mau tahu karena kita juga kaget waktu pertama kali tahu Gara mutusin Giselle apalagi Gara mutusin tanpa sebab juga." ujar Aksa yang menjelaskan itu.
Salsa pun mengangguk karena jawaban dari Vino dan Aksa sangat sama dengan apa yang ia pikirkan. Lalu sebenarnya apa yang mendasari Gara bersikap seperti ini pada Giselle. Dari yang tatapan Gara penuh cinta hingga menjadi tatapan yang tanpa rasa kepada Giselle. Sungguh sangat aneh.
Mereka masih mengobrol hingga akhirnya semuanya sudah selesai, saat ini mereka semua memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Giselle tampak sudah sampai rumah dan ia melihat Mama dan Papa nya yang sepertinya juga baru saja pulang. Mereka habis pergi kondangan tadi.
"Udah pulang sayang? Ketemu sama siapa aja tadi?" tanya Mama nya itu.
"Iya Mah hehehe. Ketemu sama Salsa, Hanna terus sama Randy dan teman-teman nya juga. Katanya Randy dah nyariin Giselle lama tapi kan Giselle dah lama ga main golf heheheh." ujar Giselle kepada Mama nya itu.
"Ya udah kalo gitu kalian main di luar bareng aja, atau besok kapan-kapan suruh mereka main kesini ya. Nanti Mama buatin kue sama makanan yang enak deh buat kalian semua." ujar Mama Giselle kepada Giselle tersebut.
"Beneran ya Mah? Siap deh kalo gitu. Bakalan Giselle ajak mereka semua pokoknya heheh." ujar Giselle dengan senang dan saat ini ia pamit untuk pergi ke atas karena ia ingin tidur. Giselle sudah sampai di kamar nya dan ia mencuci muka lalu ia pun memutuskan untuk tidur dengan cepat pada saat ini.
Sementara Gara saat ini juga sudah sampai di rumahnya. Ia langsung masuk ke kamar dengan niat ingin langsung tidur tapi ia tidak bisa tidur. Ia tidak bisa tidur karena entah lah rasanya ia memikirkan Giselle terus juga.
Gua mau balik sama Lo tapi gua takut Selle. Ya Lo bisa bilang kalo gua itu pengecut tapi rasanya benar-benar sakit banget. Gua sayang banget sama Lo, gua cinta sama Lo tapi Lo? Lo mungkin juga beneran sayang dan cinta sama gua tapi faktanya Lo bagi perasaaan itu dan gua cuman jadi sedikit dari bagian itu karena bagian besarnya bakalan selalu ada buat dia kan Selle? Gua ga tau kenapa Lo ga bisa ngelupain temen masa kecil Lo itu dan kenapa Lo kayak seneng banget banding-bandingin gua sama dia. Gua ga tau Selle. Rasanya sakit aja kalo Lo kayak begitu terus. Batin Gara tersebut saat ini.
Gara bukan nya ingin alay atau dia tidak tahan banting, ia sudah menahannya dari awal pacaran tapi sampai mereka putus waktu itu Giselle tampak tak berubah dan dia tak menyadari bahwa selama ini dirinya sering membandingkan Gara dengan teman masa kecilnya itu. Bahkan Giselle ingin Gara bersikap, bertutur kata, berperilaku seperti cowok tersebut juga.
Berat banget buat bertahan, tapi ternyata melepaskan saat Lo masih ada disisi gua juga semakin berat Selle. Batin Gara dan akhir nya ia tertidur.
Pagi hari akhir nya tiba juga. Giselle saat ini sangat bersemangat karena dirinya akan di jemput oleh Gara nanti. Ia tampak tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum karena ia memang sangat bahagia bisa melakukan ini lagi.
Akhirnya ia bisa berangkat sekoah bersama dengan Gara lagi. Saat mengingat Gara ia selalu mengingat moment putus mereka berdua juga. Momen putus yang terjadi di kantin sekolah mereka dulu. Ia jelas mengingat.
H-1 sebelum Gara memutuskan Giselle di Kantin SMP.
Gara dan Giselle sedang makan bersama di kantin SMP, Giselle tampak senang sekali saat ini dan Giselle sedang memakan bakso kesukannya itu.
"Gara kamu kok aneh sih, kenapa kamu ga suka bakso yang ada mie nya? Padahal Arga suka banget sama bakso yang ada mie nya. Kamu ga mau nyoba punya ku yang ada mie nya? Aku yakin ini enak." ujar Giselle ke Gara membuat selera makan Gara runtuh begitu saja karena Giselle lagi-lagi membawa-bawa nama cowok yang bahkan sama sekali belum pernah ia liat.
"Aku ga suka yang ada mie nya Selle. Kamu aja ya yang makan. Aku minum aja sekarang." ujar Gara kepada Giselle masih dengan kesabaran.
"Ya udah deh, padahal enak karena ini makanan kesukaan aku sama Arga. Oh iya kamu kenapa sih lebih suka sama Es Jeruk padahal Es Teh itu enak banget loh. Arga juga suka banget sama Es Teh." ujar Giselle tersebut.
Arga lagi, Arga lagi dan semuanya serba Arga. Lo kenapa ga bsia berhenti bawa-bawa nama dia di hubungan kita sih Giselle. Ini hubungan kita sekarang Lo juga cewek gua, gua cowok Lo tapi kenapa Lo masih bawa-bawa nama cowok lain dan pengecutnya gua ga tega buat marah sama Lo sekarang. Kenapa sih Lo ga berhenti inget sama dia aja? Batin Gara dengan kesal.
Hari-H dimana putusnya Gara dan juga Giselle.
Gara masih menjemput Giselle dengan sopirnya juga. Mereka sudah berangkat dan saat ini mereka sudah ada di kelas mereka. Sejak awal bertemu dengan Giselle tadi raut muka Gara sudah tak seperti biasanya juga.
"Gara kamu kenapa? Eh ini kok sepatu kamu warna itu sih, kan Arga ga suka sepatu warna merah." ujar Giselle tapi disini Gara masih diam saja meski pun di hati nya ia sudah merasa sangat kesal sekali bahkan ia berasa bukan dirinya, ia berasa manekin saat ini. Ia pun hanya diam saja saat ini tersebut.
"Selle, nanti istirahat aku mau bicara ya sama kamu." ujar Gara kepada Gisele dan saat ini Gisele mengangguk lalu mereka harus mengikuti pelajaran.
Istirahat pun akhirnya tiba juga dan ini sudah waktu nya. Ini waktu yang tepat bagi Gara untuk mengakhiri semua nya karena ia sudah lelah menjadi bayang-bayang, ia lelah menjadi yang kedua padahal dia yang ada disini.
"Sayang kamu mau ngomong apa?" tanya Giselle kepada Gara dan saat ini merrka berdua masih berada di kelas mereka. Disini masih ada beberapa orang juga. Gara tidak lagi bisa menahan dan ia sudah memantapkan diri nya.
"Giselle, gua rasa Lo sama gua udah ga bisa lagi. Gua mau putus Selle." ujar Gara yang membuat senyum di wajah Giselle perlahan mulai menghilang. Namun tak hanya itu saja, beberapa orang yang masih ada disana pun juga terkejut karena mereka tidak menyangka bahwa Gara bisa memutuskan Giselle karena setau mereka Gara dan Giselle tidak pernah ada masalah. Selain itu mereka melihat bahwa Gara sangat mencintai Giselle juga.
"Kamu lagi ngeprank aku ya sayang? Jangan kayak gitu sayang aku takut kalo kamu kayak gitu ngomong nya." ujar Giselle yang kini mendekati Gara
"Gua serius Selle gua ga bohong. Gua mau udahan." ujar Gara yang saat ini langsung pergi dari kelas mereka. Giselle yang tidak mau berakhir seperti ini karena ia merasa smeua nya baik-baik saja pun langsung menyusul Gara. Ia ingin tahu sebenarnya apa alasan Gada mengatakan hal ini pada nya. Kenapa tiba-tiba saja tidak ada angin atau pun hujan Gara memutuskan nya.
"Tunggu Gar kamu kenapa sih? Maksud nya apa ini semua? Kenapa? Kamu ada masalah? Cerita sama aku jangan malah menghindari aku dan mutusin aku kayak gini. Aku ada salah apa sama kamu Gar? Apa alasan kamu mutusin aku?" tanya Giselle yang saat ini sudah menangis. Dan mereka saat ini berada di koridor membuat smeua nya menatap ke arah mereka berdua.
"Intinya gua mau putus dan hubungan gua sama Lo udah selesai Giselle. Jadi gua mohon jangan ganggu gua." ujar Gara yang pergi meninggalkan Giselle saat itu. Giselle pun masih menangis disana saat ditinggal oleh Gara.
Kembali ke pagi ini.
Giselle tampak mengenyahkan ingatannya itu karena ia merasa sangat sakit ketika mengingat nya. Ia pun memilih untuk turun ke bawah dan saat ini ia makan berssma dengan Mama dan Papa nya. Sarapan kali ini sangat enak karena Mama nya sendiri yang membuat semua lauk pauk yang ada disini.