"Bikin grup aja kayaknua enak kali ya kita? Yok lah kita buat grup guys biar kalo mau ketemuan kan cepet." ujar Randy kepada mereka dan saat ini mereka s dang membuat grup, mereka semua benar-benar tahan ada disini. Mungkin juga ini semua karena obrolan mereka yang memang menarik.
"Eh iya kalian pernah ke Caffe White ga? Katanya makanan disana sana sih enak-enak hehehe. Coba kesana yuk kapan-kapan?" tanya Hanna itu.
"Wah boleh tuh nyoba kesana. Di next day kita kesana ya. Kayaknya juga enak, gua belum sama sekali kesana sih." ujar Randy mereka semua pun setuju. Saat ini mereka semua sedang mengatakan yang lainnya juga.
Saat ini mereka masih membicarakan hal-hal lainnya padahal mereka sudah ada dia ni selama empat jam lamanya. Makanan mereka sudah habis dan mereka membeli lagi, obrolan mereka benar-benar sangat mengasyikkan. Sementara itu saat ini Aksa bersama dengan Vano masuk ke Caffe Angkasa. Mereka berdua pergi ke Caffe Angkasa karena mereka mau nongkrong.
Mereka berdua masuk dan kaget saat melihat disana ada Giselle dan teman-teman nya sedang bersama dengan Randy and the gank yang merupakan anak SMA 45. Mereka kaget karena mereka pikir Giselle tidak ada hubungan dengan siapa-siapa pada saat ini. Namun ternyata mereka salah. Disini Giselle tampak sangat akrab sekali dengan Randy yang ada disana.
"Gila, Lo sekarang ngeliat apa yang gua liat kan pasti? Kaget ga tuh Lo? Gua kaget bener anjir. Itu beneran Giselle kan ya?" tanya Vano ke Aksa itu.
"Iya gua juga kaget. Eh anjir bukannya kita kesini tadi juga ngajak Gara ya? Lah dia ntar ngeliat dong Giselle sama Randy?" tanya Aksa kepada Vano.
"Lah iya bener juga Lo, tapi ya udah lah kayak nya emang harus kayak gini. Biarin aja lah ya nanti kita liat ekspresi nya Gara deh. Gua masih ga tau kenapa bisa Gara mutusin Giselle kayak gitu. Lo tau kan itu kayak bukan Gara. Dia ga mungkin ngelakuin ini semua sama orang yang ia sayangi. Gua tahu banget kalo Gara itu beneran datang banget sama Giselle. Ga mungkin aja kalo tiba-tiba dia berubah gitu tanpa alasan." ujar Vano yang diangguk Aksa.
"Bener juga kata Lo, oke kalo gitu nanti kita bakalan ngeliat gimana reaksi Gara wajtu ngeliat Giselle kayak gitu. Gua juga penasaran sih. Ga lama lagi kan Gara sampe? Semoga mereka belum mau balik deh." ujar Aksa yang mana saat ini dirinya sedang menunggu Kedatangan Gara kesana juga.
"Eh iya btw kapan-kapan boleh juga loh liburan bareng. Seru banget sih kayak nya. Boleh lah ke indo-indo dulu. Bali, Lombok, atau NTT atau mana gitu yang bagus kan. Cintai produk Indonesia ini mah hahaha." ujar Randy tersebut.
"Wah iya tuh boleh, eh Selle itu bukannya Gara ya?" tanya Hanna waktu ia tak sengaja melihat ke arah pintu Caffe dan disana lah Gara muncul saja.
"Lah bukannya udah putus ya? Gue denger-denger sih udah putus. Apa info gua salah kali ya?" tanya Saka yang kali ini ikut bicara dengan mereka.
"Balikan lagi selama tujuh hari mereka. Di 25 sekarang juga ada Seven Days For Love. Mereka berdua kebetulan jadi target." ujar Hanna menjawab.
Sekarang Gara duduk bersama dengan Vino dan Aksa. Mereka semua tampak kaget karena ternyata sebelum Gara sudah ada Vino dan Aksa disana. Sepertinya mereka sudah lama karena minuman mereka yang tinggal setengah. Giselle saat ini menatap ke arah Gara yang sepertinya belum tahu.
"Gar, ada cewek Lo disini." ujar Vino membuat Gara menatap ke sekitar dan dengan ini mereka berdua sudah bisa menyimpulkan bahwa Gara masih ada rasa dengan Giselle. Gara masih menyukai Giselle sampai saat ini.
"Sejak kapan dia disini?" tanya Gara setelah tahu bahwa Giselle disini bersama dengan kedua temannya dan disana ada Randy juga. Tadi tatapan Gara dan Giselle sempat bertumbuhan dan akhirnya Gara membuang nya.
"Dari sebelum kita ada disini sih. Lo ga cemburu tuh cewek Lo sama Randy? Dari gua sama Vino disini sih mereka berdua Deket banget kayak ada affair gitu lah." ujar Aksa sengaja memanas-manasi Gara pada saat ini.
"Ga ada pertanyaan lain yang lebih bermutu buat Lo tanyain ke gua? Buat apa gua cemburu sama dia? Tujuh hari ini gua sama dia pacaran cuman buat permainan bodoh itu aja. Selain itu ga ada lagi alasan buat gua punya status sama dia. Jadi mending Lo berdua ga usah banyak tanya." ujar Gara saat ini.
"Dia masih ga perduli sama gua ternyata." ujar Giselle yang saat ini sudah menunduk karena ia sangat sedih melihat Gara yang seperti ini.
"Gua beneran rasanya pingin tanya ke dia sekarang deh kenapa dia sampai mutusin Lo. Apa sebenarnya alasan dia, bisa-bisanya dia mutusin Lo tanpa sebab kayak gitu Selle. Gua juga ikut dengernya. Jangan-jangan dia udah punya cewek lain lagi makanya dia mutusin Lo. Bener-bener ya dia itu bikin orang penasaran aja sih." ujar Salsa kepada Giselle dengan kesal sekali.
"Sampai sekarang dia belum ngasih alasan yang jelas Selle?" tanya Randy yang memang ia tahu bahwa dulu Giselle berpacaran dengan Gara dan juga Gara memutuskan Giselle tanpa sebab. Ia mengetahui itu semua juga.
"Iya Randy, ga tau deh gua mungkin emang jalannya kayak gini. Gua bakalan terus cari tahu tapi dan gua juga bakalan terus merjuangin Gara karena gua yakin kalo sebenernya Gara itu sayang sama gua." ujar Giselle.
Sementara saat ini Gara sudah duduk dengan makanan di depannya itu. Ia melihat bahwa Giselle masih ada disana, ia tak memedulikan Giselle saat ini. Ia pun saat ini memakan makanan nya itu. Rasanya benar-benar sial beberapa kali dia hari ini. Entah kenapa ia selalu bertemu Giselle terus.
"Gar, sebenarnya apa sih alasan Lo mutusin Giselle? Kayak ga jelas aja gitu pas kita denger kalo Lo mutusin Giselle. Bener-bener kayak gila banget gitu loh. Ga nyangka banget kita itu." ujar Vano kepada Gara pada saat ini.
"Van, gua udah pernah bilang kan ke Lo. Lo boleh tanya apa aja sama gua bakalan gua jawab kecuali Lo tanya tentang Giselle. Karena gua udah ga punya memori apapun tentang dia, semua tentang dia udah gua bakar habis-habisan dari diri gua. Jangan tanya lagi tentang dia." ujar Gara tersebut.
Vano pun terdiam begitu juga dengan Aksa, mereka saat ini melihat ke arah Giselle yang mungkin saja mendengar perkataan dari Gara karena entah snegaja atau tidak Gara mengatakan hal itu lumayan kencang. Bahkan orang Yang ada di meja sebelah mereka sampai melihat ke arah mereka juga.
Wajah dari Giselle juga saat ini sudah berubah, ia seperti kecewa sekali saat ini. Rasanya ia tidak percaya bahwa seorang Gara bisa mengatakan hal itu. Gara yang dulu memang bukan Gar ayang sekarang karena dulu Gara benar-benar mencintainya bahkan ia melakukan apapun untuk Giselle juga.
Kenapa kamu kayak gini Gar? Kamu itu penyembuh luka aku saat aku kehilangan temen baikku, Arga. Tapi kenapa sekarang kamu kok kayak gini? Kamu ga lebih baik dari Arga karena kamu juga ninggalin aku. Padahal dari awal aku sayang banget sama kamu Gar. Aku bener-bener sayang sama kamu dan cuman kamu yang ada di hatiku. Kenapa kamu ninggalin aku kayak yany di lakuin sama Arga ke aku? Kenapa Gara? Batin Giselle bertanya-tanya juga.
"Selle? You okay?" tanya Randy kepada Giselle dan Giselle pun mebgangguk sembari ia memberikan senyuman nya itu kepada Randy.
"Gar, kalo Lo ga bisa bikin dia bahagia, seenggaknya ga bikin dia nangis atau sedih ya Gar." ujar Aksa kepada Gara tersebut pada saat ini disana.
"Harusnya Lo bilang kayak gitu ke dia. Bukan ke gua." ujar Gara yang seperti nya ia sudah tidak mood disana dan akhirnya saat ini ia pun memutuskan untuk pergi dari sana meskipun makannya belum habis ia makan. Ia sudha tidak berselera makan karena perkataan dari Aksa tadi.
Harusnya Aksa mengatakan hal itu kepada Giselle karena selama ini Giselle juga menyakiti dirinya. Ia seperti ini hanya unuk menghindar dari Giselle karena ia ingin menjauh dari Giselle. Ia lelah menjadi bayang-bayang.
Gua kayak gini bukan karena gua mau balas dendam ke Lo Selle. Tapi jujur aja gua udah capek jadi bayang-bayang. Gua juga udah capek kalo gua harus terus menerus Lo sama-samain sama temen masa kecil Lo itu Selle. Gua udah capek jadi yang kedua karena mau seberusaha apapun gua, gua tetep akan jadi yang kedua karena yang pertama selalu dia. Batin Gara.
Saat ini Gara sudah pergi dari Caffe Angkasa meninggal kan Vano dan Aksa yang sedikit merasa bersalah kepada Gara. Gara seperti menyembunyikan sesuatu dari mereka dan sampai sekarang mereka sama sekali tidak tahu sesuatu itu apa. Mereka masih heran sekali dengan ini.
"Ck salah lagi anjir, tapi kenapa sih ini sebenarnya? Gara kayak nya nyembunyiin sesuatu dari kita. Kalo kayak gini tuh gua beneran banyak mikir anjir gua mikir ini itu dan ga tau lah gua." ujar Aksa kepada Vano tersebut.
Sementara itu Giselle tampak melihat kepergian Gara yang sepertinya ia marah krpada Vano dan Aksa. Hal itu dapat ia simpulkan karena Gara pergi dengan muka marah setelah mengobrol dengan Vano dan juga Aksa.
"Gara kayak nya marah deh tapi gua ga tau dia marah karena apa. Sumpah bikin gua bingung sih dia itu. Gua takut kalo aja dia ada masalah dan dia nyembunyiin itu dari kita semua." ujar Giselle yang memikirkan Gara.
"Mungkin emang kalo Gara ada maslaha dia lagi ga mau buat cerita-cerita gitu. Jadi tenang aja ya Giselle. Kalo Gara udah siap pasti dia bakalan cerita kok ke Lo." ujar Salsa dan Giselle mengangguk saat ini. Suasana mereka saat ini dari sedih sudah menjadi cair. Mereka semua sedang menghabiskan makanan mereka yang masih tersisa disini. Mereka saat ini makan bersama dan menghabiskan minuman mereka semua sekarang.