DUA PULUH SEMBILAN

1454 Kata
Hari ini Keiyan mulai latihan untuk mengendalikan emosi dan serta energi panas di dalam tubuhnya. Latihan ini sangat penting untuk mengendalikan naga yang bersemayam di dalam tubuh Keiyan,Keiyan berendam di bawah guyuran air terjun selama semampunya. Hingga sampai tiga hari lamanya, Kei masih berada di bawah kucuran air. bahkan kini seluruh kulitnya memutih sangat pucat. Permukaan kulit yang awalnya kencang kini berubah menjadi kulit keriput seperti orang tua. rasa dingin yang menusuk kulit, tidak ia rasakan. yang ada hanya panas di dalam tubuhnya masih saja ada. bahkan tidak berkurang sama sekali. Beberapa kali Keiyan menahan gejolak yang ingin keluar dari dalam tubuhnya. ia meringis menahan rasa sakit dan panas pada tubuhnya. ia berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengendalikan gejolak tersebut, Didalam diri, di sudut yang sangat gelap. Keiyan dengan jelas bisa melihat tiga jiwa yang bersemayam di dalam tubuhnya. tiga jiwa itu masing-masing berada di sebuah kamar yang Kei sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk membukanya. pintu yang terbuat dari besi menjulang tinggi. terlalu tinggi untuk penjara ukuran manusia, Keiyan berjalan mendekat ke arah tiga jiwa itu berada. di antara ketiga jiwa itu, hanya satu yang sangat Kei ingat. Jiwa dari sebuah pohon yang rindang dan menyejukkan. dialah yang telah menyadarkan Kei ketika ia terjebak dalam hutan kabut penuh ilusi. jiwa yang berwujud seperti pohon itu, kini berubah wujud menjadi sosok wanita yang sangat cantik yang berbalut long dress berwarna hijau lumut. Dengan raut wajah yang melengkungkan senyum cerahnya. sungguh alami dan menggetarkan jiwa. “Kei,” suara berat itu memanggil dengan tegas. Kei menoleh pada salah satu penjara tersebut yang pintunya sudah terbuka sepenuhnya. ia melihat seekor serigala berwarna coklat keemasan, hampir mirip dengan Jack jika dalam bentuk serigala. Serigala itu mendekat pada diri Keiyan. “Arow?” tanya Kei yang dijawab dengan anggukan kepala serigala tersebut. “Bagaimana kamu bisa keluar dari sana, Arow?” Keiyan melihat pintu besi yang tadinya di tutup dengan sebuah gembok yang sangat besar, kini sudah terbuka lebar. “Ya, ini aku, Kei. Akhirnya kita bertemu. Inilah wujudku sebenarnya. dan ya, karena gembok yang mengunciku sudah lepas, aku bisa kapan saja berkomunikasi denganmu. berbeda halnya dengan mereka yang masih berada didalam. mereka hanya bisa keluar disaat mendesak saja.” “Kei, kita bertemu lagi,” ucap satu-satunya wanita yang ada disana. suaranya begitu lembut terdengar, wajahnya yang cantik mempesona, dengan sebuah mahkota kecil yang bertengger di atas kepalanya menambah kadar kecantikan yang melekat padanya. “Kamu-” wanita itu mengangguk seakan tahu apa yang ada di dalam otak Keiyan. “Perkenalkan namaku Sheila. akulah yang akan membantumu untuk mencapai sesuatu di dunia ini,” ucapnya. “Apa maksudmu dengan mencapai sesuatu itu? aku sama sekali tidak berniat untuk mendapat satu pencapaian aku hanyalah seorang sederhana yang ingin melihat sosok ibu kandungnya,” sangkalnya. “Kamu tidak bisa mengelak, Kei. suatu saat, kamu akan menjadi penguasa dunia ini. cepat atau lambat. seiring waktu kamu akan mengerti dengan apa yang aku maksud.” ucap Sheila yang masih berada di dalam diri . “Apapun nanti yang terjadi, aku tetaplah Keiyan anak dari bapak Nawi. tidak untuk yang lain, aku datang kemari karena aku ingin bertemu dengan bunda, tapi itu sangatlah sulit.” Karena terlalu fokus dengan apa yang ada di dalam diri, Kei sama sekali tidak menyadari dengan apa yang ada di hadapannya kini. seseorang telah mengintai Kei yang berada di bawah air terjun. Orang itu berada di atas pohon yang berada tidak jauh dari air terjun.  Tampak Grace sangat gusar karena tidak menemukan tanda-tanda Kei akan kembali dari alam bawah sadarnya. Ia merasa akan ada bahaya yang akan mendekat. Namun, Grace juga tidak bisa menyadarkan Kei dengan paksa, atau sesuatu yang lebih buruk akan terjadi pada diri Kei.  Grace mengirim sebuah pesan kepada Jack beserta sang suami, Gary agar segera datang ke area air terjun. Keadaan ini sungguh diluar dugaan. Tidak biasanya keberadaan mereka akan diketahui dengan mudah oleh orang lain. Sebab Grace dan Gary sudah memasang pelindung transparan sehingga tidak mudah ditemukan.  Akan tetapi energi besar yang sempat muncul pada diri Keiyan telah mengundang beberapa orang yang sangat ingin menginginkan nyawa Keiyan. Siapa lagi kalau bukan Luca.  Dalam keadaan seperti ini akan sangat mudah untuk melenyapkan Keiyan, Bahkan mereka bisa mengambil darah Keiyan untuk digunakan obat pembangkit Adrick serta untuk senjata mereka. Mengingat dalam darah Keiyan mengandung racun yang mematikan.  Bukan hanya Luca yang telah mengincar darah Keiyan. Akan tetapi para demon juga menginginkannya. Para demon mengincar darah Keiyan untuk memperkuat kekuatan mereka. Mereka tidak takut akan kandungan racun yang ada dalam darah Keiyan, karena para demon kebal terhadap berbagai macam jenis racun.  Darah half Keiyan lah yang menjadikannya istimewa. Hanya dengan meminum sedikit darah Keiyan, para demon akan dengan mudah memiliki kekuatan para fairy, witch dan jangan lupakan werewolf yang ada di dalamnya. Dengan begitu para demon akan dengan mudah menaklukkan dunia Immortal di bawah kekuasaannya.  Pelindung yang dibuat oleh Grace dan Gary semakin melemah akibat serangan para demon dari luar yang bertubi-tubi. Mengharuskan Gary, Grace serta Jack siap siaga untuk melindungi Keiyan.  Dalam waktu yang singkat pelindung tersebut pecah, para demon dapat mencium dengan sangat jelas aroma darah Keiyan yang memabukkan. Gary serta Grace segera membuat pola pentagon yang dikaitkan melalui bebatuan di bawah air terjun untuk melindungi tubuh Keiyan. Dengan begitu, mereka bisa leluasa bertarung tanpa rasa khawatir yang berlebihan. Pola pentagon tersebut cukup kuat untuk melindungi tubuh Keiyan selama batu pengait pola pentagon tidak bergeser.  Para Demon berlomba-lomba untuk menemukan keberadaan Keiyan dengan mengikuti aroma darahnya. Gary serta Grace sudah siap akan pertarungan yang ada di depannya.  Grace sudah mengeluarkan tongkatnya yang jarang sekali digunakan. Pun dengan Gary, kini Gary mengeluarkan kemampuan yang sudah lama tidak digunakan.  "Apakah kamu siap, sayang?" tanya Gary kepada sang istri.  "Sangat siap, aku sudah menduga kalau ini akan terjadi." Grace dan Gary saling menatap dan mengangguk bersamaan, tanda bahwa mereka siap dalam pertarungan tersebut.  Para Demon langsung menuju Keiyan yang berada di bawah air terjun. Akan tetapi, para demon seketika terpental menjauh dari tubuh Keiyan karena pelindung pentagon tersebut. Untuk sementara mereka tidak mengkhawatirkan tubuh Keiyan.  Beberapa demon menyerang Grace serta Gary yang berada di depan air terjun. Dengan sigap Gary membacakan mantra dan merubah percikan air menjadi jarum kristal yang sangat banyak. Jarum-jarum tersebut melesat dan menancap pada tubuh musuh.  Grace melihat demon yang akan menyerang Gary dari belakang, "Gary, di belakangmu!" seru Grace. Gary kembali melepaskan jarum kristal tersebut ke belakang sesuai apa yang diucapkan Grace.  "Terima kasih, sayang." Gary mengedipkan sebelah mata kepada Grace yang hanya dibalas kekehan kecil dari Grace. Sungguh! Gary menjadi genit di waktu yang tidak tepat. Ingi. Sekali Grace memukul kepala suaminya itu, hanya saja masih banyak musuh yang harus dibereskan.  " Terima ini para iblis j*****m!" Grace membidikkan anak panah yang disertai api pada musuh. Dalam sekali bidikan, anak panah tersebut mengembang menjadi hujan anak panah.  Beberapa demon terbakar oleh anak panah Grace. Tapi ada juga yang sudah kebal terhadap api. Sehingga tidak terpengaruh oleh bidikan anak panah Grace.  Jack kini sudah berganti shift dengan serigalanya yang memiliki nama yang sama. Jack menerjang, mencakar dan menggigit para demon yang mencoba mendekati Keiyan.  Sementara Luca menyaksikan bagaimana pertarungan itu berlangsung sebelum ia mengambil alih tubuh Keiyan dengan caranya. Tercetak senyum miring dari bibir Luca. Entah apa yang ada di dalam pikirannya.  Luca menunggu momen yang pas untuk mengambil tubuh Keiyan. Ia menunggu salah satu batu bergeser karena guncangan dari tubuh para demon. Tidak lama, salah satu batu bergeser. Dan pelindung pentagon pun melemah. Luca memulai aksinya, dan akan mengambil tubuh Keiyan. Akan tetapi, disaat Luca hendak melompat, sebuah anak panah mendarat tepat pada jubah serta bajunya yang tertancap pada batang pohon.  "Sial! Siapa yang berani melakukan ini?" Luca mengedarkan pandangan. Ia mencari dari mana asal anak panah yang menancapkan tubuhnya pada batang pohon. Dalam beberapa detik, Luca bisa bisa melihat siluet seseorang yang pergi meninggalkan tempat.  Luca tersenyum melihat siapa yang telah membidiknya dan melepas tancapan anak panah pada bajunya. Dengan gerakan cepat tanpa, Luca mengejar orang tersebut. Akan tetapi, orang itu menghilang tanpa jejak, hingga Luca melupakan tujuannya untuk mengambil tubuh Keiyan.  Luca segera kembali ketempat Keiyan berada. Dan ia sudah tidak menemukan tubuh Keiyan, sedang Gary dan Grace masih sibuk bertarung melawan para demon yang tidak ada habisnya.  Seseorang telah berlari sambil menggendong tubuh Keiyan pada punggungnya. Setelah dirasa cukup jauh, ia meletakkan tubuh Kei untuk bersandar pada batang pohon. Serta dioleskan dengan cairan berwarna hijau pada seluruh tubuh Keiyan dan juga tubuhnya.  "Ini kali terakhir aku membantumu, untuk lain kali aku tidak menjamin keselamatanmu. Ini hal terakhir yang bisa aku lakukan sebagai teman." Pemuda itu segera meninggalkan Keiyan yang belum sadar.  Pemuda itu pergi menuju seseorang yang sudah menunggunya di kejauhan. Tak terasa kedua orang tersebut menitikkan air mata ketika meninggalkan sosok Keiyan sendiri di bawah pohon. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN