TIGA PULUH SATU

1484 Kata
Seorang pria telah membopong tubuh tua nan keriput seorang nenek yang tengah pingsan. Nenek tersebut dibawa menuju sebuah istana di tengah hutan larangan. hutan yang terkenal sangat gelap, bahkan tidak ada secercah cahaya matahari yang menyusup melalui dedaunan. Ya, nenek tersebut dibawa ke istana makhluk penghisap darah. Albert tidak tahu bahwa yang berada di gendongannya adalah Grace, bukan Keiyan yang menjadi target utama. di dalam penglihatan Albert, orang yang saat ini ia bopong adalh Keiyan. Albert meletakkan tubuh Grace pada ranjang yang sangat besar beralaskan sprai dari sutra. para pelayan serta penjaga sangat heran, kenapa albert membawa seorang wanita tua masuk kedalam istana. Bahkan ia meminta kamar khusus untuknya. Tidak mungkin kan kalau Albert menyukai seorang nenek-nenek keriput? para penjaga ingin tertawa dengan asumsi para pelayan yang melayani Albert saat itu. Seluruh pelayan dan pengawal sudah mengetahui siapa yang di bopong Albert. hingga semua mata pengawal serta pelayan tertuju padanya saat melintas.Albert sendiri masa bodoh dengan tatapan semua orang disana. Albert merasa dirinya tidak melakukan kesalahan. “Bert, bagaimana tugasmu? apakah sudah beres?” tanya Chris sekadar basa basi saat berpapasan dengan Albert di lorong. “Tentu! semua tugas yang diberikan akan laksanakan dengan baik. aku jamin tidak akan mengecewakan,” ujarnya dengan percaya diri. “Baguslah kalau begitu, segera laporkan tugasmu itu. agar esok pagi bisa melaksanakan upacara.” ujar Chris mengingatkan. “Kamu tenang saja, tidak usah khawatir. Serahkan semuanya kepadaku.” sambil menepuk sebelah bahunya. Albert segera lapor  dan menghadap kepada junjungannya yaitu Raja Arsel dan rau Elena. “Lapor, Baginda. hamba telah membawa Keiyan kembali ke istana ini.”Albert melaporkan. “Bagus! jangan biarkan dia keluar ataupun kabur dari istana ini, sebelum pangeran terbangun dari tidur panjangnya.” titah sang Raja. “Baik, baginda,” ujarnya sambil menunduk hormat dan berlalu meninggalkan aula kerajaan. Raja dan Ratu hanya mengangguk, mengizinkan Albert undur diri. hingga pada malam tiba, Albert masih terpaku akan kehebatannya sendiri saat ia mengambil tubuh lemah Keiyan, sungguh Albert tidak menyangka akan semudah itu mendapatkannya. ini seperti mimpi, bahkan pada pertempuran itu sangat jelas bahwa Keiyan menjadi rebutan dari beberapa klan. Awalnya Albert berpikir kalau Keiyan adalah manusia biasa, tapi semua dugaanya itu salah. ternyata Keiyan memiliki beberapa darah yang membuatnya sangat istimewa. Albert sangat terkejut ketika ia ditugaskan untuk membawa tubuh Keiyan kedalam istana, disaat itulah Albert mengetahui siapa sebenarnya Keiyan, hingga beberapa hari ia sempat mengintai tempat tinggal Kei bersama Gary dan Grace,  Sepanjang hari, Albert selalu mengulas senyum bahagianya. tanpa ia sadari bahwa yang dibawa bukanlah Keiyan. melainkan Grace. Pada awalnya raja Arsel percaya kalau Albert membawa pulang Keiyan, akan tetapi kabar burung yang tidak sedap telah beredar dengan sangat cepat. Dan itu sangat  mengganggu.  Pada saat itu sang raja yang dalam perjalanan menuju kamar pangeran Alex, tanpa sengaja mendengar desas-desus yang aneh kini dibicarakan oleh pelayan dan pengawal seantero kaum vampir.  Ada dua orang pelayan yang sedang membersihkan lorong. Salah satunya yang membawa lap memulai obrolan.  "Kamu tahu berita terbaru gak? Berita yang paling menghebohkan seluruh istana."  "Memangnya berita apa sih? Kenapa aku gak dengar?" tanya yang lain penasaran.  "Kamu tahu tuan Albert?" kembali memancing pembicaraan.  "Tuan Albert orang kepercayaan Ratu kah? Memangnya kenapa dengan beliau?"  "Kamu tahu gak kalau tuan Albert ternyata menyukai wanita yang sudah tua. Bukan hanya umurnya yang tua, tapi fisiknya juga. Tadi pagi banyak pelayan yang melihat tuan Albert membopong wanita itu dengan tergesa-gesa. Bahkan Tuan Albert meminta untuk disiapkan kamar yang layak untuk wanita itu." "Mungkin saja dia salah satu keluarga tuan Albert. Bisa saja, kan," sangkal yang lain.  "Kalau keluarga, kenapa mesti diberi kamar tamu? Di kastil belakang kan juga bisa. Dan satu lagi, tadi wajah tuan Albert sangat khawatir sewaktu membopong nenek itu, dan setelahnya tuan Albert suka senyum-senyum sendiri sepanjang hari." Akhirnya sang raja memutuskan untuk melihat sendiri apakah benar Albert membawa Keiyan, atau seorang wanita yang sudah keriput seperti kabar miring yang didengar.  Raja berjalan menuju kamar tamu  yang dibicarakan. Raja sangat penasaran, kenapa kabar burung itu berbanding terbalik dengan laporan Albert.  Raja segera masuk ke dalam kamar tersebut, dan mendapati seorang wanita tua yang sedang terbaring di atas ranjang. Raja Arsel terkejut tapi juga bingung.  "Panggil Albert kemari," titah raja Arsel kepada salah satu pengawal yang selalu di belakangnya.  Pengawal tersebut seketika mencari Albert yang kini berada di taman belakang bersama Chris.  "Tuan, raja memanggil anda di kamar tamu," ucap pengawal tersebut ketika sudah menemukan Albert.  Albert semakin melebarkan senyumnya, "Tuh, apa aku bilang. Pasti raja bangga kepadaku karena kinerjaku hari ini sangat mulus." dan berlalu meninggalkan Chris sendiri di taman.  Sesampainya di dalam kamar tamu, Albert sangat terkejut dengan apa yang ia lihat kini.  "Dimana Keiyan? Kenapa dia menghilang?" pertanyaan tersebut dapat sebuah pukulan dari Chris dari belakang.  "Hilang pala kamu? Dari awal aku sudah tanya dan berkata, apa kamu sudah yakin?"  "Kenapa kamu gak ngomong langsung? Kamu sengaja ingin mempermalukan aku, bukan?" tanpa mereka sadari bahwa Raja Arsel berada didalam kamar dan menyaksikan perdebatan tersebut.  "Ehem…" Raja Arsel berdehem agar mereka tahu bahwa ada orang lain berada disana.  "Ya-yang mulia?" Albert terkejut mendengar suara junjungannya berada di dalam kamar tersebut. Itu artinya raja Arsel sudah mengetahui kalau ia tidak membawa Keiyan. Melainkan orang lain.  Seketika Albert bersimpuh memohon ampunan. "Ampun hamba, Baginda. Hamba tidak tahu kalau yang saya bawa bukanlah Keiyan." ucapnya dalam sujud.  "Apakah kamu tahu siapa orang yang kamu bawa kemari?" tanya Raja Arsel kepada Albert.  "Ampun, beribu-ribu ampun Baginda. Hamba sama sekali tidak tahu dan mengenalnya. Tapi hamba pernah melihat wanita itu tinggal bersama Keiyan dan gurunya." ungkapnya.  "Cepat panggil tabib kemari, kenapa Grace masih terlelap." Raja memerintahkan pengawal yang lain.  "Dia adalah salah satu tabib terbaik di kaum witch. Mungkin saja di bisa membantu kita untuk membangkitkan Alex dari tidurnya." Raja menjelaskan.  Grace membuka mata setelah beberapa saat ia meminum ramuan dari tabib. Grace membuatkan bola matanya terkejut melihat raja Arsel yang berada di depannya.  "Lama tidak jumpa, Grace," Raja Arsel menyapa.  "Kenapa aku berada disini? Apa yang kalian inginkan?" tanya Grace dengan menatap tajam Raja Arsel.  "Maafkan aku, Grace. Awalnya ini adalah kesalahan. Tapi aku pikir tidak ada salahnya kalau kita coba, kan?" dengan tatapan yang sulit diartikan.  "Apa maksudmu, cepat katakan. Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain denganmu." ucapnya dengan dingin.  "Baiklah, aku hanya ingin. Meminta bantuan darimu, bisakah kamu membangunkan putraku?" Grace mengangkat sebelah alisnya.  "Ada apa dengan putramu?"  Raja Arsel menceritakan semua kejadian sampai akhirnya Alex meminum darah dari Keiyan. Grace mengerti, dan ia meminta satu tanaman yang berbentuk seperti cambuk panjang dengan bunga berwarna ungu pada pangkalnya.  "Beri dia ramuan ini. Ini akan membuatnya terbangun. Akan tetapi reaksi pada setiap orang akan berbeda. Dan juga semua tergantung pada putramu. Jika ia memiliki hati, maka ia bisa selamat dari darah Keiyan. Tapi jika putramu berniat jahat kepada Keiyan, maka darah dalam tubuh putramu akan membakarnya. Sebab secara tidak langsung, putramu telah terikat kontrak darah dengan Keiyan. Apa kamu sanggup menerima ini?" Raja Arsel terdiam sejenak.  "Apakah tidak ada cara lain?" Grace menggeleng.  Dengan sangat berat hati raja Arsel menerima, "Baiklah, akan aku coba," mau bagaimana lagi, tidak ada cara lain. Jika ini membuat putranya tetap hidup, maka tidak apa. Semoga saja Alex bisa menerima kenyataan ini.  Grace meminta seseorang untuk memberi pesan kepada Gary sang suami. Ia yakin kalau Gary saat ini kelimpungan mencari keberadaanya.  Di waktu yang sama, Luca sangat murka sebab ia telah gagal mendapatkan Keiyan. Luca pikir akan sangat mudah mendapatkan tubuh Keiyan. Ia tidak menyangka akan menjadi seperti ini. “Sial, Biadab. kenapa aku bisa terkecoh oleh bocah ingusan itu? Dasar i***t!” Luca memaki dirinya sendiri sambil memukul meja yang ada di depannya. Luca meneguk minuman yang tersedia di atas meja hingga tandas. dan menaruhnya dengan gerakan kasar. “Kenapa, Paman. apa ada masalah?” tanya Andy yang berada di depan pintu kamar Luca. “Apa kamu datang kemari sengaja ingin meledekku karena terkecoh oleh bocah ingusan, begitu?” tuduhnya kepada Andy. “Ha, ha, ha, ternyata paman bisa di kecoh juga oleh Kei! aku pikir paman adalah orang yang tegas dan tidak suka dengan kekalahan. ini rekor pertama untukmu aman “ Andy meledek Luca yang selalu tampil perfect di segala tugas. tapi untuk pertama kalinya Luca dikecoh oleh seorang yang tinggal di Dunia Immortal. Luca kini sedang menahan emosi dan kesal kepada Andy. kedua tangannya mengepal erat, wajah merah padam. Andai saja Andy bukanlah seorang pangeran, past sudah ia beri pelajaran karena telah berani mengejek sang panglima sekaligus penasehat dari Adrick. “Pangeran, kalau anda tidak ada lagi keperluan, silahkan anda pergi dari tempat ini.” usirnya secara halus. “Apakah paman malu? tidak perlu malu, Paman. kalah sekali saja tidak masalah bukan? toh, ayah juga tidak akan marah, ini juga kegagalan pertama bukan,” meski tidak kasar, tapi di dalam kalimat tersebut terdapat suatu ejekan. Luca memilih untuk segera pergi meninggalkan Andy sendiri di dalam ruangannya.ia tidak ingin kalau sampai terprovokasi oleh Andy. Andy merasa suka menggoda Luca yang selalu perfect dalam melakukan sesuatu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN