Hanya berapa menit aku sampai di depan rumah Ben. Pintunya sudah terbuka, sedikit malu untuk maju dan mengetuk, mungkin saja ada tamu penting yang sedang berkunjung. Aku berdiri di muka pintu, ketika akan mengetuk, dia muncul dan tersenyum padaku, manis. "Hai," "Masuk." Kakiku melangkah masuk ke dalam pelan-pelan dan tangannya terulur meraih tanganku, menggenggam erat dan hangat rasanya sampai ke ulu hati. Dia mengajakku masuk lebih dalam dan berhenti di depan meja makan yang sudah tersedia makanan lengkap. Menarik kursi untukku agar aku duduk dan setelah aku duduk dia mengusal kepalaku. Ya Tuhan, betapa manisnya dia hari ini memperlakukan aku. "Kenapa lama, Panca menganggu lagi?" Aku menggeleng, "Bukan dia tetapi Mas kenal kok." Apakah aku harus mengatakan yang sesungguhnya pa