Untuk pertama kalinya aku melihat Ayu setelah dia lama tidak masuk. Sorot matanya dari jauh memantauku seperti elang yang siap menerkam mangsanya. "Lan, hari minggu ini kakakku menikah, datang ya dengan pacar kamu?" "Kalau sempat ya." "Penasaran, siapa sih cowok Wulandari," Alda melirikku sembari tersenyum. Aku belum berani untuk mengenalkan siapa pacarku. Si tentara itu apakah mau dibawa pergi ke undangan yang formal. "Dengar-dengar sih, Bapak seragam loreng," ucap salah satu temanku dan ketiga yang lain mulai heboh bertanya dan ingin tahu kebenarannya. Aku hanya menggedikkan bahu acuh. "Jangan bilang, tentara yang bantu kamu itu saat jatuh." Ya Tuhan jangan buat mereka tahu. Apalagi jika ada sangkut pautnya dengan Suci. Ayu berdiri dan berjalan ke arah meja kami. Aku berusaha