Cerah mentari hari ini lain dari yang biasanya. Hangatnya begitu membara sampai kulit tanganku menjadi lembab karena aku genggam sepanjang jalan. Kedua temanku ini fokus berjalan sambil belajar dalam hati tetapi aku fokus memantapkan hati saat nanti dia satu ruangan denganku. "Ni, ada yang perlu tes kejiwaan sepertinya." Merasa tersinggung aku melirik ke arah si cowok bimbang ini. Dia mengulum senyum dan kepalan tanganku mendarat lepas di bahunya. "Sakit Lan!" Gimana gak sakit, kalau yang aku tinju adalah tulang yang dibalut tipis oleh daging. "Gak usah menyindir, aku paham." Padahal aku berusaha untuk gak senyum-senyum sendiri. Bibir ini rela dikulum ke dalam. "Aku gak paham ini, maksudnya apa?" sambung Ani sambil garuk kepala. Kebanyakan belajar jadi otak dia gak langsung paham