"Halo Mas." "Sudah bangun?" "Sudah, jangan lupa ya kita ketemuan dengan sepupuku." "Sekalian makan siang, aku yang traktir." "Siap Ndan!" Suara kekehannya terdengar, aku suka untuk menggodanya seperti ini. Caranya berbicara lewat telepon dengan atasannya sering aku tiru untuk bahan candaan. "Sampai ketemu nanti Bu Cinta." Gantian aku yang tertawa, karena dia menyimpan namaku dengan nama CINTA dan anak buahnya memanggilku dengan nama itu ditambah awalan Ibu, ya ampun, malunya aku. Tak terasa satu semester telah berlalu. Hubunganku dan Ben semakin berkembang, dan sekarang tidak ada formalitas lagi diantara kami. Kami sudah mulai mencari tanggal yang tepat dan momen yang pas untuk pernikahan. Aku juga sudah berkenalan dengan kedua orang tuanya dan beberapa orang sepupunya, semuanya