Aura ketegangan sangat terasa disekitarku. Sorot mata semua orang tertuju padaku. Yang paling parah adalah tatapan dari mata pria yang belum aku kenal dan dia orang yang harusnya aku hormati di kampus tempatku menimba ilmu.
"Siapa kamu, kenapa mau ikut campur urusan keluarga saya."
"Dia aku yang suruh, jadi kamu gak perlu marah dengan Ulan, kalau mau marah sama aku! Dan satu lagi, kekasih cantikmu itu berbuat lacur di ruang panitia bersama teman prianya, dan Ulan saksi matanya."
Suci membelaku sekalian membeberkan apa yang aku lihat dan pria itu semakin marah lalu ingin berdiri namun dibentak oleh pria tua yang gagah di sampingnya.
"Duduk! Mau apa kamu berdiri, bikin malu keluarga! Berbuat kotor dengan perempuan jalang!"
Pria tua itu beralih menatapku dan meminta ponselku. Lewat per
