Mataku fokus menatap layar televisi yang menyajikan adegan film yang cukup mengerikan. Tubuh dan kepala yang terpisah, digantung seperti hewan yang akan diperjual belikan. Dan anehnya semua orang di kota itu tidak takut melihat deretan manusia tanpa berkepala tersebut. Mereka malah berlalu lalang santai, menjalani aktivitas secara normal. Dalam benakku bertanya, apakah di kehidupan nyata ada yang seperti ini di negara tersebut? "Eum, " mulutku bergumam dan bahuku menjengkit ke atas lalu tangan Gerry menutupi mataku. Aku duduk di depannya, bersandar di dadanya dan sesekali dia menghalangi penglihatanku karena aku mengerang ketakutan melihat adegan film ini. Tangan yang menutupi mataku ini dilepasnya yang berarti sudah tidak ada lagi yang menakutkan dan ketika aku membuka mata. "Aa