"Kemana dia, pagi sekali sudah pergi? Bukankah dia janji akan mengajakku pergi hari ini, kenapa dia tidak menepati janjinya?" tanya Callista menggerutu sendiri di kamar setelah mencari Maxime di lantai bawah dan tidak menemukannya.
Dua minggu sudah Callista tinggal di tempat itu, dia tidak pernah kemana-mana. Semalam dia mengeluh pada Maxime jika dia bosan terus berada di rumah dan Maxime berjanji akan mengajaknya berbelanja, tapi saat Callista bangun Maxime sudah tidak ada di kamar. Callista terpaksa turun untuk mencari keberadaan Maxime, dia bahkan bertanya pada anak buah Maxime, padahal selama ini dia tidak pernah bicara pada mereka sama sekali, hanya Lois yang pernah diajak Callista bicara.
"Dasar pembohong, aku sudah sangat berharap bisa keluar dari tempat ini meski sebentar. Tapi dia malah pergi tanpa bilang padaku, anak buahnya pun tidak tahu dia dimana. Jika saja aku punya ponsel, aku bisa meneleponnya. Aku akan menerornya agar dia menepati janji," ucap Callista terus saja mengomel.
Rupanya Maxime bukan sengaja melupakan janjinya pada Callista, bukan juga ingin menghindar dari apa yang sudah dia janjikan. Hanya saja dia terpaksa pergi hari itu karena pertemuan penting yang tidak mendadak, ada asosiasi antara kelompok mafia yang hendak membahas hal penting. Dan Maxime adalah salah satu anggota asosiasi tersebut dan menjabat wakil pimpinan di sana.
"Kenapa ketua asosiasi mengadakan pertemuan mendadak? Aku terpaksa mengingkari janjiku pada Callista, hal penting apa yang ingin di bahas sehingga semua harus datang?"
"Saya juga tidak tahu, Bos. Tuan Richie tidak menjelaskan, beliau hanya meminta semua anggota berkumpul. Dan jika tidak maka kita akan dikeluarkan dari anggota asosiasi, itu akan merugikan kita karena berkurangnya relasi. Jika suatu saat kita membutuhkan bantuan, maka tidak akan ada yang membantu. Sedangkan musuh kita cukup banyak untuk diatasi sendiri," jelas Lois agar Maxime tidak terus-terusan kesal.
"Kenapa juga dulu aku memilih dia menjadi ketua, sudah benar aku yang diinginkan anggota asosiasi yang lain. Karena menghargai dia yang paling tua, aku jadi mengalah. Padahal kelompoknya bukan apa-apa dibanding kelompok kita, bahkan sangat jauh di bawah kita." Maxime mencurahkan rasa kesalnya, karena dulu tidak menerima untuk dijadikan ketua asosiasi.
"Bukankah saat itu sudah saya katakan untuk Anda terima saja kepercayaan itu?"
"Sudahlah, kalau dibahas lagi tidak ada habisnya. Pokoknya kalau sampai informasi ini tidak penting, maka aku akan membuatnya turun dari jabatannya sekarang. Aku sudah terpaksa mengingkari janjiku pada wanitaku, kalau tidak penting maka aku benar-benar akan murka."
Lois hanya bisa diam saja, dia tidak tahu harus menjawab apalagi. Menasehati sang Bos yang sedang kesal adalah hal sia-sia, yang ada hanya akan membuat Bosnya itu semakin kesal. Bisa-bisa setibanya di tempat pertemuan semua orang akan mendapatkan amarahnya, setelah mengenal Callista emosi Maxime makin sulit dikontrol oleh Lois.
Setibanya di tempat pertemuan, Maxime masuk dan disambut beberapa anggota dan ketua kelompok mafia yang sudah tiba lebih dulu dari beberapa wilayah. Mereka terlihat segan dan menyapa Maxime dengan sangat ramah, meskipun reaksi Maxime sangat datar.
"Sebenarnya kita akan membahas apa? Kenapa mengadakan pertemuan mendadak?" tanya Maxime saat mereka berkumpul duduk mengelilingi meja pertemuan.
"Benar, apa hal penting yang harus dibahas diluar jadwal pertemuan rutin kita. Saya harus membatalkan jadwal bisnis karena hal ini, jika tidak penting saya akan minta kompensasi." Salah satu ketua mafia kelompok lain ikut menimpali.
"Baiklah, saya akan jelaskan. Jika tidak mendesak dan penting tidak mungkin saya mengadakan pertemuan ini. Jadi begini, saya mendapatkan informasi jika kelompok Orion Night akan mengumpulkan beberapa kelompok yang tidak ikut asosiasi kita. Dia berencana menyerang beberapa kelompok yang bergabung di asosiasi, niatnya adalah menaklukkan kita dan membuat kita menjadi bawahannya. Mereka berniat memperkuat kelompok dengan mengambil alih beberapa kelompok dari kita. Dan tujuan utamanya adalah mengalahkan kelompok Anda Tuan Maxime," jelas Richie sang ketua asosiasi.
"Hem, sepertinya dia ingin menantangku. Aku tidak akan gentar dengan rencananya itu, hanya saja aku tidak rela jika kelompok dari anggota asosiasi kita dibawah kekuasaannya. Dia belum kapok juga beberapa kali aku kalahkan," sahut Maxime dengan bahasa non formalnya.
"Jadi apa solusinya, Tuan Maxime. Apa kita menyerang lebih dulu, tidak mungkin kita kalah dengan segelintir kelompok mereka jika kita bersatu. Tapi jika dia menyerang satu-persatu, maka kita bisa saja dikalahkan. Jadi menurut saya lebih baik kita mendahului, bagaimana, Tuan Maxime?" tanya Richie.
"Begitu juga bagus, kita atur strategi dahulu dan lusa kita akan serang mereka. Pastikan dulu Anda mengecek kapan mereka bergerak, jangan sampai kita didahului. Jika kalian tidak bisa ikut juga tidak masalah, sebenarnya aku sendiri juga bisa. Hanya saja aku menghargai kalian semua, jadi kita bisa melakukannya bersama-sama seperti rencana." Maxime seperti biasanya tetap terlihat angkuh, meskipun begitu tidak ada yang berani membantahnya.
"Kami percaya Anda bisa melakukan itu, hanya saja kita satu kesatuan. Jadi kita harus bersatu untuk melakukan hal itu, dengan begitu kita semua dihargai bukan hanya salah satu." Richie sedikit kesal, tapi tetap berusaha bicara sopan agar tidak memancing Maxime.
"Ya sudah, kalau begitu lusa malam kita berkumpul di tempat biasanya. Kita pergi dari sana saja agar tidak terlalu jauh, jika harus berkumpul di sini dahulu maka akan memakan waktu untuk menuju markas Orion Night."
Semua orang setuju dengan rencana Maxime, setelah membicarakan apa saja yang akan mereka lakukan saat menyerang. Akhirnya Maxime berpamitan, dia tidak ikut yang lain minum-minuman beralkohol dengan alasan masih siang dan dia enggan mabuk saat siang hari.
"Kamu awasi pergerakan Orion Night, jangan sampai dia mendahului kita. Aku tidak habis pikir dengan Lucas Eduardo itu, kenapa dia tidak pernah kapok berurusan denganku. Beberapa kali aku sudah mengalahkannya, bahkan aku hampir saja menguasai kelompok itu. Jika bukan karena dia kabur dan membuatku tidak bisa menangkapnya, aku yakin aku pasti sudah menjadikannya bawahan kelompok kita. Dan membuatnya membayar upeti setiap bulan," ucap Maxime saat mereka di jalan setelah keluar dari tempat dia berkunjung tadi.
"Baik, Bos. Saya akan meminta salah satu orang kita untuk mengawasi mereka," sahut Lois setuju dengan keinginan Bosnya.
"Ya sudah, kalau begitu sekarang kita pulang. Aku yakin Callista sudah menungguku, aku harus menepati janjiku padanya. Dia pasti berpikir aku berbohong saat ini," ucap Maxime mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin seharusnya Anda memberikannya ponsel saja, masukan nama Anda sendiri. Saya yakin dia tidak ingat banyak nomor di ponsel lamanya, jadi dia tidak akan bisa menelpon orang lain."
"Baiklah, saat berbelanja nanti aku akan membelikannya ponsel. Hanya saja jangan katakan dahulu padanya, biar nanti menjadi kejutan. Dia pasti senang bisa mendapatkan ponsel," sahut Maxime setuju dengan saran Lois.
"Siap, Bos."
Tanpa Maxime tahu, saat ini Callista sedang menghadapi seorang gadis yang tiba-tiba muncul di markas Maxime. Callista yang tidak mengenalnya, merasa bingung saat gadis itu mengata-ngatainya segala macam.