Pada akhirnya, Arka mengantar Kayari pergi. Alasannya adalah sederhana, Kayari tidak bisa menyetir mobil atau motor. Tidak bisa mengendarai apa pun. Dia bisa naik taksi, tapi akan membutuhkan waktu lebih lama. Belum lagi tubuhnya yang nyeri. Maka ketika berbalik melihat Arka, senyuman sang adik terlihat.
“Mau adek antar, Kak?” tawar Arka yang sepertinya saat ini lebih mirip sebagai kakaknua Kayari. Beringsut mendekat, Kayari memegang.ujung baju Arka. “Iya, tolong …,” katanya malu sendiri, sebab tadi mengatakan dia mau pergi sendiri dan melarang Arka mengantar.
Lantas Arka terkekeh dan malah mengusap lembut kepala Kayari. “Iya, diantar kok. Ke mana saja kakak pergi, adek antar,” jawab Arka. Kayari memutar bola matanya lalu memukul perut Arka. “Dih, lebay!” Malu sendiri. Dia
