“Semakin terlihat, Aric memang fotokopi dirimu!” suara Mommy masih terdengar, saat langkah Aric mulai menjauh. Aric menggunakan mobil kesayangan menuju rumah Dillan dan Valerie. Menjemput Vanya. Sudah membayangkan situasi apa yang akan terjadi saat mereka berduaan di dalam mobil. Mungkin saja, Vanya akan menjaga jarak, mendelik dengan tatapan galak dan bibirnya mencebik kesal setiap kali Aric mengatakan sesuatu yang tak mau wanita itu dengar apalagi tanggapi. Aric sudah berpikir sejauh itu sampai ia tiba di rumah Dillan dan Valerie. Seorang pekerja rumah membukakan pintu, kemudian heran. Dia mengajak Aric masuk, tak lama yang menemuinya adalah Jenar—kakap ipar dari Vanya. Kebetulan Dillan dan Valerie pun sedang keluar. “Lho Aric? Vanya sudah berangkat naik taksi beberapa menit lalu, dia