Kalah Taruhan-1

1001 Kata

Aric menggeleng kecil sekaligus hapus bayangan ekspresi musuh seorang Vanya yang masih saja memenuhi kepalanya meski telah kembali ke rumah. Di jalan tadi, bahkan Anna tak berhenti membicarakan Vanya, memuji dengan penuh kagum Vanya yang telah berubah banyak. Aric diam, dan menjawab singkat saat Anna seolah sengaja melibatkan untuk memberi pendapat. “Mommy begitu percaya diri jika Vanya mau memenuhi permintaannya untuk mampir ke rumah ini sebelum kembali ke Italia. Kita lihat saja, kuyakin dia tidak akan datang!” Gumam Aric, firasat pun mengatakan Vanya sebenarnya mau menolak ide dirinya menemani ke rumah Fay. Pembohong yang buruk. Aric menyematkan sebutan itu untuk Vanya, tak sembarangan. Sejak dulu, khusus kepada dirinya, Vanya tak bisa berbohong. Akan mudah sekali membacanya, jika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN