Mas Fery ditelepon Mama, katanya dia kangen, Mama ingin kami menginap di rumahnya. Lagipula, di rumah Mama nanti akan kedatangan kakak perempuanya dari kota Surabaya bersama suamin dan anak-anaknya. Hanya acara temu kangen. Sore ini juga kami berangkat pulang ke rumah Mama, tidak lupa mampir untuk membeli buah tangan untuk Mama dan budenya Mas Fery. “Mama perasaan jarang cerita soal Budemu yang di Surabaya itu, Mas. Seringnya juga cerita tentang adik laki-lakinya yang kata Mama bandelnya minta ampun.” Aku tertawa kecil mengingat cerita Mama tentang kenakalan adik laki-lakinya. Kami memanggilnya Om Jangkung, melihat postur tubuhnya yang tinggi kurus. Bude Mujiani, aku baru tahu kalau Mama punya saudara perempuan. Selama dalam perjalanan, Mas Fery tidak menceritakan apa pun tentang buden