Mas Fery menyusul Samuel keluar rumah. Dari tempatku duduk, aku bisa melihatnya celingak-celinguk mencari Sam, lalu ia berjalan ke arah samping rumah. Aku tak bisa melihatnya lagi, suamiku sudah menghilang dari pandangan. “Fel,” panggil seseorang, tangannya menepuk bahuku. Aku terkesiap, rupanya Bude Muji, ia melihatku seksama. “Kamu lagi lihat apa” tanyanya penasaran. Aku menggeleng cepat, kemudian melihat ke arah Mama, Papa, dan suaminya Bude Muji. “Oh, gapapa, Bude. Anu, saya ijin keluar sebentar.” Aku beranjak dari duduk dengan badan setengah membungkuk. Sebelum ditanya-tanya Bude Muji lebih banyak, aku berinisiatip untuk menyusul Mas Fery dan Samuel di luar. Mungkin itu lebih baik daripada bergabung dengan para orangtua. “Yank, kok ikut keluar?” tanya Mas Fery saat aku mene