Makanan di atas meja sebenarnya semuanya terlihat enak, namun nafsu makan Zahra hilang. Zahra bersyukur--baik Naka maupun Bara tidak mengenali dirinya, akan tetapi setiap tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Naka, rasanya ada yang aneh. Tatapan pria itu seakan memiliki arti khusus. “Ayo, semuanya makan. Jangan malu-malu. Dihabiskan saja tidak apa-apa.” Seno, sang direktur bersuara sambil mengedarkan pandangan matanya. “Ayo, Zahra … makan yang banyak biar gemukan sedikit," kata Seno saat melihat piring Zahra nyaris tidak ada isinya. “Ayo, Nonik. Yuda, Sila … ayo semuanya. Jangan sungkan. Bos kita ini baik, kok. Dia tidak akan menggigit kalian hanya karena kalian menghabiskan makanan.” Lalu tawa semua orang terdengar. Zahra memasukkan potongan kentang ke dalam mulut. “Anggap sekalian