“Zahra?" Zahra merasa seketika hawa di sekitarnya jadi panas hingga ia berkeringat. Suara degup jantung yang menggila di dalam sana terdengar oleh telinganya sendiri. Zahra meremas-remas telapak tangan yang basah. Apa mungkin sekarang Naka sudah mengingat dirinya? Tidak! Jangan! Bola mata wanita itu bergerak-gerak, berusaha untuk melepas tatapan tajam pria yang berdiri menjulang di depannya. Susah payah Zahra menelan saliva yang terasa menggumpal dan keras. Zahra sudah akan menarik paksa kedua sudut bibirnya ketika suara rendah, namun penuh tekanan itu kembali terdengar. “Saya dengar kamu baru diangkat menjadi asisten manager. Selamat. Pertahankan kerja bagusmu.” Naka menatap lurus sepasang mata yang mengedip, sebelum kemudian melanjutkan ayunan kaki yang sempat tertunda. Berbelok ke k