“Makasih, Tante.” Bara menerima dua paper bag besar yang dibawa oleh tante favoritnya dan seorang gadis yang Bara tebak adik bungsu Naka. Pria itu tersenyum ketika tatapan matanya bertemu dengan Tara. Dalam hati membatin, ‘boleh juga nih adiknya si Naka.’ Bara sekali lagi tersenyum. “Mari … mari, masuk,” ajak Bara sambil mendorong pintu dengan bahu kirinya. Mereka bertemu di depan pintu ruangannya bersama Naka. “Bos, lihat siapa yang datang,” ujar Bara membuat Naka yang semula sedang fokus dengan file di atas meja, langsung mengangkat kepala. “Ma.” Melepas kacamata, Naka mendorong kursi beroda yang ia duduki ke belakang, kemudian beranjak dari tempat duduk. Mengayun langkah menyongsong kedatangan mama dan adik bungsunya. “Papa ada rapat, tapi, nanti juga mau main ke sini. Mau lihat kant