Malam itu, Naka pulang ke rumah orang tuanya sepulang dari kantor. Dia sudah berjanji akan mengantarkan Tara ke tempat ulang tahun teman Tara. Seperti sudah tahu dia akan pulang ke rumah, bukan ke apartemen—mamanya menyiapkan banyak menu masakan yang kesemuanya dia suka.
Semua orang sudah duduk melingkari meja makan ketika Naka masuk ke ruangan besar tersebut.
“Ayo, Mas. Cepetan. Kami sudah lapar, tapi, mama tidak membiarkan kami makan sebelum mas Naka datang.” Juna menatap kesal sang kakak yang masih berjalan dengan langkah santai.
“Ayo, sini Mas Naka. Duduk dekat Mama.” Kanaya, ibu rumah tangga kaya raya itu tersenyum pada sang putra sambil menepuk kursi di antara tempat duduknya dan ujung meja yang diduduki suaminya.
Tara tersenyum sambil memperhatikan sang kakak yang mau tidak mau
