Chapter 6

1001 Kata
Seorang pria berambut putih, dan berpakaian perpaduan hitam dan emas, serta memiliki mata berwarna kuning yang menakutkan dengan dikelilingi oleh beberapa arwah penasaran, sedang duduk dengan tenang di sisi hutan Mangrove yang sudah mengering dan jarang di datangi oleh manusia. Pria itu dengan santai bermain-main dengan para arwah di sekitarnya. "Tuan, aku dengar, para manusia yang di sebut Indigo itu, sedang mencari Raja mereka," ucap salah satu arwah dengan sopan. "Benarkah? Ini kesempatan bagus untuk menghancurkan para manusia Indigo itu," ucapnya sambil menyeringai. "Benar tuanku, dengan begitu kita bisa menguasai dunia manusia," ucap salah satu arwah kembali. "Apa kau tahu mereka mencari Raja mereka dimana?" tanya pria itu dingin. "Menurut informasi yang di dapat dari kunti, mereka mendapatkan perintah, jika Raja mereka ada di Surabaya, ada dua orang yang ada di Surabaya, dan yang dua lagi sedang dalam perjalanan dari Jepang," jelas arwah itu. "Apa mereka sudah tahu bagaimana muka Raja mereka?" tanya pria itu dingin. "Belum tuanku, itulah yang membuat mereka kesulitan untuk menemukan raja mereka," jelas arwah itu. "Bagus, dengan begitu aku bisa Berpura-pura menjadi raja mereka," ucap pria itu sambil menyeringai. *** Dennis dengan santai keluar dari kantornya sambil mengenakan kacamata lalu berjalan masuk ke dalam mobilnya yang sudah siap di depan gedung kantornya. Dennis mulai menjalankan mobilnya dengan santai, meninggalkan gedung kantor ACE. "Hari ini sudah tidak ada jadwal lagi, enaknya kemana ya? Valika apa kau punya ide mau kemana?" tanya Dennis kepada Valika yang tiba-tiba berada di kursi samping kemudi. "Entahlah, aku akan ikut kemanapun kau Pergi, Dennis," jawab Valika sambil tersenyum hangat kepada Dennis. "Kalau begitu, ayo kita belanja pakaian untuk kamu," ucap Dennis sambil tersenyum senang lalu melajukan mobilnya cepat. Skip... Dennis dan Valika sudah sampai di Ciputra Word, Dennis menghentikan mobilnya di bagian VIP, sehingga ia dan Valika turun di pintu utama mall. Begitu Dennis dan Valika memasuki mall, semua pandangan tertujuh kepada mereka, Dennis dan Valika lebih terlihat seperti sepasang kekasih, meskipun sebenarnya umur merek jauh berbeda, sangat jauh. "Wah, mereka sangat serasi." "Aku seperti melihat Pangeran dan Putri." Bisik beberapa orang yang melihat Dennis dan Valika. "Dennis," bisik Valika. "Ada apa, Valika?" tanya Dennis sambil terus berjalan dengan santai dan Memasukkan kedua tangannya kedala saku Celananya. "Kenapa mereka melihat kita seperti itu?" tanya Valika takut. "Tenanglah, kau tidak perlu takut," ucap Dennis menenangkan Valika. Tak berapa lama mereka sudah sampai di salah satu butik di Mall itu. "Selamat datang tuan," sapa salah satu pegawai disana. "Anda sedang mencari apa, tuan?" Lanjutnya sopan. "Tolong carikan apa saja yang cocok dengan dia," ucap Dennis sambil melihat kearah Valika. "Baik tuan," ucapnya, "mari, Nyonya," lanjutnya lalu berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Valika. Dennis berjalan mendekat ke sofa dekat dengan ruang ganti lalu duduk disana. Valika mulai keluar masuk ruang ganti dengan bermacam-macam pakaian yang membuat dia semakin cantik, setelah selesai Dennis segera menuju kasir untuk membayarnya. "Aku mau ambil semua baju, dan sepatu di butik ini," ucap Dennis di depan kasih dan langsung menghentikan aktivitas semua orang di dalam butik lalu memandang Dennis. Melihat pegawai kasir yang juga diam melihatnya, Dennis menggerakkan tangannya di depan wajah pegawai kasir. "Eh, iya tuan?" Tanya pegawai itu bingung. "Aku mau membeli semua barang di butik ini," ucap Dennis sekali lagi. "Baik, tuan, ini mau di kirim ke mana tuan?" Ucap Pegawai kasir. Dennis memberikan kartu namanya yang tertulis alamat rumahnya. "Kirim saja ke alamat ini," ucap Dennis santai lalu membayarnya. Setelah selesai berbelanja, Dennis dan Valika segera pulang, karena Valika merasa tidak nyaman selalu di perhatikan para pengunjung. Skip... Sesampainya di rumah, Dennis segera memarkirkan mobilnya di garasi rumah lalu mereka turun dan masuk kedalam rumah. "Dennis kau mau makan apa?" tanya Valika sambil berjalan menuju dapur. "Terserah kau saja, semua masakanmu selalu enak," goda Dennis. "Begitu ya, baiklah kalau begitu," ucap Valika semangat menuju ke dapur. Dennis memutuskan untuk ke lantai atas untuk mandi, agar bisa menghilangkan rasa lelahnya. 15 menit kemudian... Dennis sudah turun dari lantai dua, ia mengenakan celana biru tua dengan kaos biru tua yang sedikit tertutup hem lengan panjang yang bersarwa merah, dan sepatu boots hitam. "Ohh, Dennis, kau turun tepat waktu, ayo makan," ajak Valika sambil tersenyum senang. Dennis hanya diam sambil tersenyum dan duduk di kursi dengan makan yang sudah tersaji yang sangat menggoda. Dennis dan Valika pun menikmati makan siang bersama dengan senang, mereka bercerita bahkan bercanda. Setelah selesai makan, Valika langsung mengambil piring makan Dennis dan miliknya lalu pergi ke dapur untuk mencucinya. "Valika, aku akan ke mini market untuk membeli beberapa jus, apa kau mau sesuatu?" Tanya Dennis santai. "Emm, aku hanya ingin cemilan," ucap Valika senang. "Baiklah, akan aku belikan beberapa cemilan, aku pergi dulu," ucap Dennis santai lalu berbalik dan pergi keluar rumah. "Hati-hati!" teriak Valika dari dalam rumah. Dennis keluar dari rumahnya dengan berjalan kaki, karena mini market dekat dengan rumahnya. Selama di jalan, Dennis berjalan dengan santai dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Banyak sekali siswa yang baru saja pulang sekolah, dan mereka memperhatikan Dennis yang terlihat keren. Dennis berhenti di lampu penyeberangan yang masih berwarna merah, ia dengan santai berdiri disana lalu pandangannya mulai tertujuh kepada seorang perempuan di tengah jalan, perempuan itu sedang melihat kearah Dennis. Tanpa Dennis sadari lampu berubah menjadi hijau, banyak pejalan kaki yanh sudah menyeberang, tetapi Dennis tetap diam di tempat melihat perempuan itu. Perempuan itu mengenakam kaos putih polos yang terlihat kebesaran untuknya, berambut hitam, tidak mengenakan alas kaki dan banyak cahaya kupu-kupu berwarna biru yang mengelilinginya. "King," ucap perempuan itu pelan yang hanya bisa didengar oleh Dennis, dan itu membuat Dennis membulatkan matanya sempurna. Setelah itu, lampu penyeberangan berubah kembali menjadi merah lalu ada sebuah mobil yang melintas, dan saat mobil itu sudah melintas dihadapan Dennis, perempuan tadi sudah menghilang entah kemana, Dennis pun semakin terkejut. "Apa tadi dia bilang, King, tapi apa maksudnya?" tanya Dennis kepada dirinya sendiri. Lampu pun berubah hijau, kali ini Dennis segera menyeberang dan masuk ke dalam mini market, setelah selesai membeli semua keperluannya dan pesanan Valika, Dennis segera pulang, sebelum Valika khawatir, karena ia pergi terlalu lama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN