Saling Cemburu

1738 Kata

Seperti biasa, Mas Agung selalu tepat waktu saat menjemputku. Sebelum bel istirahat berbunyi, dia sudah menungguku di ruangan Mimi, membawa serta setumpuk pekerjaannya. Padahal aku sudah menolaknya lewat pesan singkat. Selain, aku ingin berkenalan dengan teman baru, aku juga kasihan dengannya karena harus bolak-balik menjemput dan mengantarku untuk makan siang. Akhir-akhir ini pekerjaannya bertambah banyak karena peternakan milik Papa Yopie akan diperluas. Dan, perkebunan Eyang Sugeng memasuki musim panen. “Gimana hari pertama kerja di sini?” “Alhamdulillah, lancar dan menyenangkan. Teman-teman guru menyambutku dengan ramah.” “Enggak ada yang julid?” “Mas,” tegur ku, kemudian aku melihat ke sekeliling takut ada yang mendengar. “Bicaranya jangan adal dong.” “Aku tidak bicara asal. Me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN