Jumping Duck Toys

1717 Kata

Semalam tidurku nyenyak sekali sampai tidak menyadari pria yang semalam membacakan dongeng timun emas kini tertidur pulas di sebelahku. Mas Agung tertidur di sebuah kursi di sisi ranjang sambil menggenggam tanganku. Aku melihat jam yang menempel di dinding. Sudah pukul 5 waktunya subuhan. Tubuhku terasa lengket dan tidak nyaman. Ingin mandi tapi aku takut jika luka di punggungku terasa perih saat terkena air. ‘Loh, tanganku kenapa?’ Aku tidak begitu memperhatikan kondisiku semalam. Hanya fokus pada perutku yang terasa lapar. Ternyata di kedua tanganku terdapat luka lebam dan luka sayatan seperti bekas cambukan. Aku hanya bermimpi mendapatkan perlakuan kasar dari Ayah. Mas Agung pun mengiyakannya. Berarti Nana dan suaminya yang melukaiku hingga seperti ini. Benar begitu ‘kan? ‘Meski a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN