Aku mengerjapkan mata bingung setelah mendengar apa yang Wira katakan, apa Wira ini benar-benar berniat membuat Dane berubah? Atau hanya ingin memperburuk keadaan dengan membuat Dane merasa kesepian dan hancur dengan sendirinya? Kepalaku menggeleng spontan. Wira mengernyitkan dahi. "Jadi lu enggak mau bantu gua?" Wira tertawa sumbang. "Sekarang gua tau, lu itu dekat sama Dane karena emang lu butuh dia, bukan saling membutuhkan, cih, murahan!" Setelah mengatakan itu Wira langsung pergi bersama bola dan pakaian basketnya. Murahan! Kata-kata itu terngiang-ngiang di indra pendengaranku. Tanpa sadar air mataku menetes, perempuan mana yang senang dikatakan murahan, terlebih yang mengatakan itu laki-laki, rasanya benar-benar menyesakkan. Kuhapus air mata dari wajahku, kepalaku menggeleng, aku