Jika tidak mengingat rasa sopan santunku pada Mama mertua, mungkin aku memilih kabur saja dari rumah ini. Namun, karena Mama selalu memperlakukan aku dengan baik sekalipun tidak ada Mas Roy, aku menjadi sungkan sendiri. Menganggapku seperti anak kandungnya sendiri. Seperti pagi ini, setelah menghabiskan liburku dengan kemalasan dan hanya mendekam di dalam kamar, sekarang ketika senin pagi menyapa aku harus kembali beraktifitas dengan pergi bekerja. "Pagi, Mama!" sapaku, dengan malas duduk di ruang makan. Ah, aku tak peduli karena setiap pagi tak lagi membantu mama dan Bu Ratna menyiapkan sarapan. Salah sendiri kenapa Mama melarang. Jadilah aku yang sekarang adalah ratu pemalas di rumah mertua. "Pagi sayang. Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?" Aku tersenyum masam. Mama ini kenapa haru