"Mas boleh aku bertanya padamu?" "Apa?" "Apakah kamu mencintai Sabrina?" Mas Roy mengurai pelukan dariku, memicing menatap padaku. "Kenapa bertanya begitu?" "Aku penasaran saja apa perasaan yang kamu miliki pada Sabrina." "Aku dan Sabrina sudah lama bersama. Kami berteman baik selama ini, Zie. Jadi, perasaan yang aku berikan padanya tidak lebih dari rasa sayang pada teman." "Tapi, Mas. Kata orang pertemanan diantara lelaki dan perempuan itu tak ada yang murni hanya sebatas teman. Percikan cinta itu pasti ada diantara kalian." Mas Roy tersenyum menggoda. "Kamu cemburu, Zie?" "Hah?!" aku panik. Kenapa jadi senjata makan tuan begini. Bagaimana mungkin Mas Roy menuduhku cemburu. Bukankah cemburu itu tandanya cinta. Sekarang saja meski aku dan Mas Roy sudah menikah, aku tidak ya