AJAKAN KENCAN?

1232 Kata
Perrie terkejut ketika mendengar pertanyaan dari Tony, bibirnya terbuka seraya menatap pria itu sedangkan Tony terkekeh melihat wajah Perrie saat ini. "Kau mengerjai ku?" Seru Perrie kala melihat kekehan dari pria tampan yang berdiri di sampingnya saat ini, ia segera memukul lengan Tony yang membuat pria itu tertawa sedangkan Perrie berdehem lalu menyeringai. “Ekhm, maaf Tuan saya ingin menyampaikan bahwa sepuluh menit lagi rapat akan segera dimulai.” Tony menekukkan wajahnya ketika Perrie kembali memanggilnya dengan sebutan 'Tuan' sedangkan wanita itu tengah menahan tawanya saat ini. “Baiklah kalau begitu siapkan apa saja yang diperlukan, dan ingat, selama rapat berlangsung jangan jauh-jauh dari ku.” Kalimat terakhir dari Tony berhasil membuat Perrie kembali terkejut dan kini giliran Tony yang menahan tawanya. "Kau ... ," geram Perrie lalu memukuli lengan Tony yang membuat pria itu kembali tertawa namun gerakan Perrie terhenti kala melihat kehadiran Dannis dan hal itu membuat Tony menghentikan tawanya sedangkan Dannis menatap heran ke arah dua orang tersebut. Tony lalu melenggang pergi dari hadapan Perrie, pria itu masuk ke dalam ruangannya sedangkan Perrie segera menyiapkan beberapa berkas yang harus ia bawa untuk rapat, tak lama kemudian Tony keluar dari ruangannya lalu mengamati Perrie yang tengah menyusun beberapa laporan, ia tersenyum kala gadis itu membenarkan letak kaca mata yang membingkai dua netra indah milik Perrie yang berwarna biru muda. Tony berdehem agar Perrie menoleh ke arahnya dan berhasil, gadis itu menoleh ke arahnya lalu tersenyum kecil. "Silahkan, Tuan,” Perrie mengisyaratkan Tony untuk jalan terlebih dahulu. Seharusnya pria itu menurut mengingat Tony adalah pemilik perusahaan namun entah mengapa kedua kaki Tony seolah terkunci untuk tidak jalan terlebih dahulu dan hal itu membuat Perrie mengernyitkan keningnya. “Tuan?” panggil Perrie. “Jalan di samping ku,” ucap Tony seraya tersenyum yang sukses membuat Perrie terpana untuk sesaat melihat wajah pria itu yang semakin tampan saat tersenyum, akhirnya Perrie berjalan di samping Tony yang diikuti oleh Dannis yang berjalan di belakang mereka. Mereka memasuki lift dan selama di dalam lift ketiganya berdiam diri, Tony yang sibuk dengan pemikirannya tentang meeting, Perrie yang merutuki dirinya sendiri karena terpana akan senyuman Tony beberapa menit yang lalu dan Dannis yang memang pendiam seperti biasa meskipun diamnya pria itu bukanlah seperti orang pendiam pada umumnya. Perrie dan Tony memasuki ruang meeting di mana para petinggi Wilson Corp tengah berkumpul dan sudah duduk di kursi mereka masing-masing sedangkan Dannis berjaga di luar pintu. Perrie segera menarik kursi untuk Tony setelah itu ia duduk di kursi yang tak jauh dari Tony. Meeting segera dimulai, mereka membahas tentang perkembangan Wilson Corp dan langkah apa saja yang akan mereka ambil selanjutnya untuk memasarkan produk mereka yang bergerak di bidang otomotif. Selama meeting berlangsung, Tony lebih sering mencuri pandang ke arah Perrie hingga ia kembali teringat akan undangan Willy satu bulan yang lalu untuk datang ke acara pernikahan sahabatnya tersebut dan besok malam adalah hari pernikahan Willy sedangkan hubungannya dengan Kylie kandas hari ini akibat ia baru mengetahui bahwa Kylie tidaklah sebaik yang ia kira. Berulang kali ia mengerutkan keningnya, tidak fokus dengan jalannya meeting hari ini karena sedang berpikir keras memikirkan kalimat apa yang akan ia ucapkan pada Perrie agar gadis itu bersedia menemaninya ke acara pernikahan Willy. Ia heran dengan dirinya sendiri, ini bukan pertama kalinya ia hendak mengajak seseorang ke sebuah acara tapi mengapa ia pusing saat dihadapkan dengan seorang gadis bernama Perrie Abraham, otak cerdas yang ia miliki seolah dipaksa untuk terus berpikir bagaimana caranya ia meminta gadis itu untuk menemaninya ke acara pesta pernikahan Willy, hanya hal sesepele itu namun rasanya ia seperti ingin melamar anak orang saja. Sebenarnya ia hanya perlu mengucapkan kalimat 'Bisakah kau menemani ku ke acara pernikahan sahabatku?' seperti yang ia lakukan kepada Kylie atau beberapa wanita sebelumnya jika ia diundang untuk menghadiri suatu acara seperti pernikahan atau acara ulang tahun para teman maupun koleganya. Namun kali ini berbeda, otaknya seolah buntu hanya karna ia ragu ingin meminta Perrie menemaninya atau tidak. Hingga meeting berakhir pun Tony masih berkutat dengan pemikirannya tanpa ia sadari bahwa sedari tadi Perrie diam-diam mencuri pandang ke arahnya. Perrie mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruang meeting, semua petinggi perusahaan telah pergi dan ia kembali menatap Tony yang memainkan pena di atas meja, pria itu tampak memandang kosong ke arah pena yang ada di jemarinya namun beberapa detik yang lalu ia menganggukkan kepala kepada para petinggi yang berpamitan keluar dari ruangan tanpa melepaskan pandangannya dari pena tersebut. “Tony,” panggil Perrie namun Tony masih berkutat dengan pemikirannya. “Tony,” lagi-lagi Perrie memanggil Tony namun pria itu masih belum merespon hingga akhirnya ia menyentuh lengan Tony yang terbalut oleh jas mahal milik pria itu, Tony yang terkejut langsung mengucapkan perkataan yang kemudian ia rutuki dalam hati. “Maukah kau menemani ku?” tanya Tony dengan cepat ketika Perrie menyentuh lengannya sedangkan Perrie mengerutkan keningnya karena tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Tony. “Menemanimu? Ke mana?” tanya Perrie dengan keningnya yang mengernyit dan hal itu sukses membuat Tony merutuki mulut dan pikirannya. “Ehmmm ... ke-ke," ucap Tony terbata-bata yang membuat ia kembali merutuki sikapnya dalam hati. Tony berpikir bahwa harga dirinya saat ini pasti sudah jatuh di hadapan Perrie, ia merasa baru kali ini ia tidak pandai berbicara dengan seorang perempuan, lidahnya seolah kaku untuk mengucapkan beberapa rayuan gombal yang sering ia ucapkan kepada beberapa wanita sebelumnya, di hadapan Perrie ia tidak bisa menghilangkan kegugupan yang entah datang darimana. Come on, Tony. Kenapa kau gugup seperti ini, bodoh?! rutuk Tony dalam hati. Ia menarik nafasnya dengan panjang lalu menghembuskannya secara perlahan. "Ke acara pernikahan temanku," jawab Tony yang membuat Perrie berpikir untuk sesaat sedangkan Tony merasa lega karna berhasil mengucapkan kalimat itu tapi di sisi lain ia takut jika Perrie menolak permintaannya. "Kapan acaranya diadakan?" tanya Perrie yang membuat Tony bersorak riang dalam hati. "Besok malam," jawab Tony mencoba menahan bibirnya agar tidak tersenyum sedangkan Perrie menganggukkan kepalanya. "Baiklah," Tony menggenggam erat pena yang ada di jemarinya, rasanya ia ingin bersorak saat ini juga setelah mendengar jawaban dari Perrie. “Thank you, dimana tempat tinggal mu? Aku akan menjemput mu besok pukul tujuh malam,” tanya Tony yang membuat Perrie tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu menjemput ku," kata Perrie menjeda perkataannya seraya merapikan berkas yang ada di atas meja setelah itu ia menoleh ke arah Tony. "Aku tidak ingin merepotkan mu, mungkin kita bisa bertemu di tempat acaranya saja,” usul Perrie namun ditolak oleh Tony, ia ingin menjemput gadis itu hingga mengantarkan gadis itu pulang, lagi-lagi itu bukanlah hal yang pernah ia lakukan kepada beberapa perempuan sebelumnya. “Yang benar saja? Aku meminta mu untuk menemani ku dan kita bertemu di tempat acaranya?” tanya Tony membuat Perrie terkekeh. "Aku tinggal di MA Apartment, tidak jauh dari sini, besok jam tujuh malam aku tunggu di lobby apartment,” jawab Perrie seraya tersenyum yang membuat Tony memekik senang dalam hati. Setelah perbincangan di ruang meeting itu akhirnya Tony dan Perrie kembali ke pekerjaan mereka masing-masing hingga jam bekerja pun telah usai. Tony membuka pintu ruang kerjanya lalu merapikan jas yang ia kenakan setelah itu ia menoleh ke arah Perrie yang sedang merapikan beberapa berkas laporan. "Ehekm." Tony berdehem yang membuat Perrie menolehkan wajahnya lalu tersenyum begitu manis, seperti biasa, Tony akan terpana kala melihat senyum manis yang mengembang di wajah gadis itu. "Kau sudah selesai?" tanya Tony seraya menghampiri meja Perrie. "Ya," jawab Perrie sekenanya lalu menjinjing tas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN