bc

Ratu Di Pangkuanku (INDONESIA)

book_age18+
1.2K
IKUTI
11.8K
BACA
billionaire
family
badboy
goodgirl
CEO
boss
drama
sweet
wife
husband
like
intro-logo
Uraian

Ini adalah sepenggal kisah cinta antara Tony Wilson dan Perrie Abaraham.

Tony adalah seorang pengusaha kaya dan tampan sedangkan Perrie adalah seorang gadis yang begitu cantik dengan rambut berwarna pirang yang dimilikinya.

Ketika Tony hendak menyatakan cintanya, sebuah kecelakaan menimpanya, mengakibatkan dirinya mengalami kelumpuhan secara permanen.

Akankah Tony bisa memiliki Perrie dengan kondisi kakinya yang lumpuh?

-----

"Kenapa aku tidak bisa mencium mu seperti di lantai dansa saat itu?"

chap-preview
Pratinjau gratis
SICILY
Tokoh utama dalam n****+ ini adalah Perrie Abraham & Tony Wilson dan semua n****+ aku berkaitan ya, kalian bisa juga baca n****+ yang lain seperti : Cinta Pertama Sang Bandar : Arthur Abraham (Sepupu dari Perrie Abraham) & Harley Wilson (Adik dari Tony Wilson) My Sexy Prince 1 atau 2 : Brian Abraham (Paman dari Perrie Abraham) & Vallery Queenzell ----- Sicily, Italy. ----- Seorang gadis berumur sembilan belas tahun tengah berdiri termenung di atas sebuah halaman yang terletak di atas tebing sebuah jurang yang menjorok ke laut. Deburan ombak di bawah sana dapat ia dengar dari tempat ia berdiri saat ini. Ia mengeratkan mantel yang menutupi tubuhnya, melindungi tubuh mungil itu dari angin malam yang menerpa wajahnya, sesekali ia mendengar tawa sang ayah dan ibunya yang tengah berbincang-bincang di tepi kolam renang yang tak jauh dari tempat ia berdiri. “Queen!” teriak seorang pria yang memanggil putrinya. Gadis berambut pirang dan memiliki mata biru muda itu menoleh ke arah sang ayah lalu tersenyum, namanya bukanlah ‘Queen’ namun sang ayah selalu memanggilnya dan juga sang ibu dengan sebutan itu. Pria yang memiliki tubuh masih bugar di umurnya yang menginjak empat puluh sembilan tahun itu mengatakan bahwa sang ibu dan dirinya adalah ratu dalam hidup pria itu maka Perrie kerap sekali dipanggil dengan nama ‘Queen’ oleh sang ayah. Pria itu kini berdiri di hadapan sang putri yang membuat gadis itu harus mendongakkan kepalanya untuk menatap sang ayah mengingat tinggi mereka yang berbeda jauh, tinggi tubuhnya memang setara dengan sang ibu namun berbeda jauh jaraknya dengan tinggi sang ayah yang memiliki tinggi seratus sembilan puluh centimeter. “Ada apa, Dad?” tanya gadis itu yang bernama Perrie Abraham, putri semata wayang dari seorang pengusaha terkenal bernama Vinic Abraham dan juga wanita cantik bernama Luvena Abraham. “Masuklah, semakin malam angin laut semakin tidak baik untuk kesehatan mu,” ujar Vinic seraya mengusap lengan sang putri yang tertutupi oleh mantel gadis itu sedangkan Perrie tengah menatap sang ibu yang sedang mengusap perutnya, entah kenapa ibunya tersebut, Perrie berpikir apakah sang ibu tengah sakit perut? Perrie melenggang pergi dari hadapan sang ayah dan segera menghampiri sang ibu, ia bahkan mengabaikan perkataan sang ayah yang membuat Vinic mengumpat tanpa suara. Hell!! umpat Vinic yang sama sekali tidak didengar oleh dua wanita yang begitu berharga dalam hidupnya. “Apakah perutmu sakit, Mom?” tanya Perrie menyentuh pundak wanita cantik yang memiliki surai berwarna pirang sama seperti dirinya. “Tidak, Mommy hanya sedang bahagia,” jawab Luvena yang membuat kening Perrie berkerut. “Maksud Mommy?” tanya Perrie yang kini sudah duduk di samping sang ibu dan hal itu membuat Vinic menghela nafasnya dengan kasar, beberapa menit yang lalu ia menyuruh kedua wanita itu untuk masuk ke dalam penginapan namun kini mereka justru berbincang-bincang. “Mommy sedang ha-” “Sudah-sudah,” ucap Vinic memotong perkataan sang istri. “Lebih baik kalian masuk sekarang. Daddy sudah memberitahu bahwa angin malam tidak baik untuk kesehatan,” ucap Vinic yang membuat Luvena menekukkan wajahnya disusul oleh Perrie. Ia terpaksa memotong perkataan sang istri karena ia benar-benar khawatir pada kedua wanita itu. “Kau tidak asik!” ketus Luvena lalu melenggang pergi memasuki penginapan yang mereka sewa selama mereka berlibur di Italia. Vinic hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sang istri, ia lalu menatap Perrie yang juga tengah menatapnya. “Daddy tidak seru!” ucap Perrie dengan kesal yang membuat Vinic menghela nafasnya dengan kasar lalu menyusul istri dan juga putrinya. Setelah Perrie memasuki kamar penginapan tempat ia dan kedua orang tuanya menginap, ia segera membaringkan tubuhnya pada ranjang berwarna putih yang begitu empuk. Ia menggulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri lalu meraih smartphone miliknya yang terletak di saku celana. Dibukanya smartphone itu dan segera berselancar di dunia maya, ia selalu melakukan hal itu saat merasa suntuk seperti saat ini namun sudah setengah jam lamanya ia menjelajahi aplikasi berwarna pelangi itu ia justru merasa semakin bosan. Ia menghela nafasnya dengan kasar, andaikan setelah lulus sekolah menengah atas ia memiliki kegiatan lain atau bekerja mungkin malam-malamnya tidak akan monoton seperti saat ini. Selama satu tahun terakhir ia hanya menghabiskan waktunya di mansion atau paling tidak sesekali berbelanja dengan sang ibu, ia tidak memiliki teman untuk ia ajak hang out karna ia cenderung pendiam, ia juga tidak memiliki kekasih karna sang ayah melarangnya menjalin hubungan dengan seorang pria sebelum ia berumur dua puluh tahun. Vinic begitu protektif kepada putri semata wayang nya itu hingga pergaulan Perrie pun dibatasi. Berulang kali Perrie membujuk sang ayah untuk mengijinkannya bekerja namun Vinic tidak mengabulkan keinginannya, pria itu berkata akan mengijinkan Perrie untuk bekerja di perusahaan miliknya dengan syarat wanita itu mau melanjutkan pendidikannya. Masalahnya di sini Perrie tidak ingin bersekolah lagi, ia tidak ingin kuliah, sudah cukup ia dipusingkan dengan belajar selama ini. Ia hanya ingin bekerja setelah lulus sekolah, seperti Meera Abraham sepupunya yang sudah bekerja menjadi seorang model atau seperti Mathew Abraham sepupunya yang lain yang sudah memimpin beberapa perusahaan dengan puluhan cabang di kota Los Angeles. Perrie segera bangkit dari tidurnya, ia berencana akan menghampiri sang ayah untuk membujuk pria itu kembali agar mengijinkannya bekerja, bekerja sebagai pelayan restaurant pun tidak apa-apa, yang terpenting ia memiliki kegiatan selain berdiam diri di mansion seperti sang ibu. Langkah Perrie terhenti ketika ia menuju kamar tempat kedua orang tuanya beristirahat, samar-samar ia mendengar suara aneh yang selama ini tidak pernah ia dengar. “Aaarrggghhh Queen, you look so beautiful, aaarrrghhh Godddd this is so warm,” desah seorang pria yang Perrie yakini itu adalah suara sang ayah, ia mengernyitkan kening dan berpikir mengapa ayahnya mendesah seperti itu. Tanpa pikir panjang ia segera mengetuk pintu kamar tersebut. Tok tok tok “Dad!” panggil Perrie di balik pintu yang membuat Vinic dan Luvena begitu terkejut. “Holly f*****g s**t!” umpat Vinic yang segera bangkit dari atas tubuh sang istri, ia segera mencari pakaiannya yang berceceran di lantai kamar itu, sedangkan Luvena segera menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang nya. “Dad,” panggil Perrie kembali. Tok tok tok “Wait!” teriak Vinic yang sudah mengenakan pakaiannya, ia lalu menaiki ranjang dan mengecup kening sang istri untuk sesaat. “Kau tidurlah dulu,” ucap Vinic seraya mengusap lembut surai berwarna pirang milik sang istri, ia segera membukakan pintu lalu menutupnya kembali sebelum sang putri dapat melihat keadaan ibunya yang tengah bersembunyi di bawah selimut. “Ada apa, Queen?” tanya Vinic dengan d**a yang naik turun dan hal itu sukses membuat Perrie mengernyit. “Apa yang sedang Daddy lakukan? Tadi aku mendengar Daddy mendesah dan kenapa Daddy seperti orang yang baru saja olahraga? Bahkan Daddy berkeringat,” tanya Perrie lalu menunjuk peluh yang ada di kening sang ayah. “Daddy memang sedang berolahraga, Queen,” jawab Vinic seraya mengusap surai lembut milik sang putri yang berwarna pirang, warna yang diturunkan oleh sang istri. “Malam-malam seperti ini?” tanya Perrie dengan bingung. “Ya, Daddy baru saja menyelesaikan push-up. Kau tahu dengan pasti bahwa Daddy sangat menjaga bentuk tubuh Daddy,” jawab Vinic yang diangguki oleh Perrie. “Ada apa kau mengetuk pintu kamar?” tanya Vinic seraya menarik lengan sang putri untuk duduk di sebuah sofa yang terletak tak jauh dari depan kamar sedangkan Perrie masih menatap pintu kamar tersebut. “Apakah Mommy sudah tidur?” tanya Perrie yang sudah duduk di samping sang ayah. “Ya, Mommy mu begitu kelelahan,” ucap Vinic seraya tersenyum mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. “Ada apa kau mengetuk pintu kamar?” tanya Vinic kembali membuat Perrie menundukkan wajahnya seraya memilin baju yang ia kenakan. “Um ... Aku hanya ingin meminta ijin,” jawab Perrie yang masih menundukkan wajahnya tanpa menatap ke arah sang ayah. “For what?” “Bekerja,” cicit Perrie membuat Vinic menegakkan tubuhnya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

SEXY LITTLE SISTER (Bahasa Indonesia)

read
311.4K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Papah Mertua

read
533.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
77.2K
bc

Over Protective Doctor

read
479.4K
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.2M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook