"Kenapa? Kalau nyesel masih bisa batalin sekarang." Ujar Farel sok cuek sambil melirik Ajeng yang sejak tadi diam saja. "Nggak kok." "Yaudah, tapi awas sampe minta pulang pas di Bali. Saya gak mau ngurusin!" Ketus Farel tepat saat pesawat lepas landas. Ajeng sudah tak bersuara, sibuk meremas jemarinya dengan tatapan tak menentu. Farel yang duduk disebelahnya mengernyit, terlihat bingung. "Kenap--" Lelaki itu tak lagi melanjutkan kalimatnya, dengan cepat Farel merengkuh tubuh Ajeng. Gadis ini menangis, ketakutan. "Kenapa gak bilang sih kalau takut ketinggian?!" Farel membentak tanpa sadar membuat Ajeng makin ketakutan. Farel menarik napas dalam, perlahan menenggelamkan wajah Ajeng ke dadanya dan mengelus-elus kepalanya lembut. "Gak usah takut." Bisik Farel jadi merasa bersalah. Lagian