"Ahh!" Kiranti berjengkit, bola matanya seperti akan keluar dari tempatnya. Kedua tangan perempuan itu meremas sprei dengan sangat erat, setitik air mata jatuh di ujung matanya. S-sakit ... Cup. Max mengecup lembut dahi istrinya, memejamkan mata menahan debaran jantung yang hampir meledak. Lelaki itu sedang mengatur deru napasnya yang bergejolak. "M-max ... ini sangat sakit." Rintih Kiranti lemah. Max menaruh kepalanya ke samping telinga istrinya, berbisik dengan suara yang sudah sangat memberat gairah. "Tahan sebentar, hm." Kiranti cuma bisa memejamkan mata, perasaan yang dirasakannya kini malu, sakit, dan jantung yang seperti akan meledak. Baru pertama kali dalam hidup Kiranti merasakan perasaan terbakar seperti ini. Apalagi kulit mereka yang tanpa sehelai benang menyatu, mencip