"Hei... sang pengelana kata. Aksaramu luka pada setiap nyanyiannya. Jangan teruskan bila tak sanggup mengeja rasa. Biarkanlah pagi yang menanti jawabnya. Hai kau... sang hampa malam. Kau lantunkan irama dalam sumbang, denting nadamu tak kan mampu hapuskan bayang. Walaupun ribuan lagu telah kau dendangkan, karena setiap nadanya telah kau ukir dalam dendam." ________ Kolong langit, kopi puisi. Happy Reading Guys. Ketika Darren telah puas bermain-main dengan Aurora, sengaja menyentuh bagian sensiif perempuan itu, dia langsung menarik diri, melepaskan tubuhnya dari Aurora. Sementara perempuan itu tetap saja terbaring kaku dengan wajah berpaling ke samping, tidak sudi menatap Darren. Dengan gerakan cepat Darren turun dari ranjang, menatap Aurora dengan senyum sinis. "Sampai bertemu