Lea masih berdiri mematung, begitu juga Hamish. “Lea, kita—” Bugh! Satu pukulan keras Lea layangkan ke rahang Hamish, membuat rahangnya terasa sakit. Hamish meneguk ludahnya susah payah. “Kamu benar-benar sudah tidak waras! Sebutan itu saja masih kurang atas perbuatanmu barusan! Berani-beraninya menciumku!” napas Lea sampai terengah-engah. Hanya tinggal mereka berdua di sana, tapi orang tua mereka pasti menunggu. Sayangnya, saat itu Aurora dan Fay yang datang bersamaan melihat situasi mereka. “Apa yang terjadi, Lea-Hamish?!” tanya Aurora. Lea terlihat sangat marah, “tanyakan saja pada Hamish, mengapa dia sampai melakukannya!” Lea kemudian berlalu, pergi. Hamish menyusulnya tanpa pedulikan masih ada kedua kakaknya di sana. Dia mencekal lengan Lea, kembali mendapatkannya. “Lea,